Hati - hati dengan Doa !
Alkisah ada seorang fakir miskin yang hidup di gua modern alias kolong jembatan. Walaupun orang lain memandang sebelah mata menganggap ia adalah orang yang tersingkir dari kehidupan dunia, namun ternyata hari - harinya penuh dengan keceriaan yang khusyuk. Tiada kekayaan, kepandaian, kekuasaan, guru pembimbing hidup, bahkan teman atau saudara hingga akhirnya ia hanya merasa memiliki Tuhan. Ia begitu karib dengan Tuhannya sehingga terkesan aneh karena setiap ucapan, keluh kesah, dan kegembiraannya selalu ditujukan kepada Tuhan. Orang yang tak tahu menganggapnya gila sebab ia selalu berkomunikasi tanpa lawan bicara. Pagi sore hidupnya diisi dengan berdoa, berdoa dan terus berdoa. Sehingga setiap ucapannya bagaikan doa. Apa yang keluar dari mulutnya telah mengandung bobot penjiwaan ruhaniah.
Namun inilah apesnya. Ia sering tak sadar kalau ucapnya adalah doa yang begitu manjur karena kondisinya memang benar-benar yatim secara sosial, fakir miskin dan terhasut tersingkir dari kegagahan peradaban modern yang hedonis individualis. Sebab kata Rasul ketiga hal ini adalah penyebab terkabulnya doa.
Suatu sore yang lepas, tiba - tiba hujan mulai turun rintik-rintik. Sang fakir mulai kebingungan. Ia berusaha melindungi gubuknya dengan plastik seadanya agar tak rusak terkena hujan. Namun apa daya hujan bertambah deras. Air itu mulai menyerang dengan dahsyat ke gubuknya. Akhirnya sang fakir keluar dari gubuk dan mencari tempat berteduh. Sambil memandangi gubuknya dari kejauhan, dengan perasaan trenyuh ia berucap: " Ya Tuhan daripada gubukku terkena hujanMU terus menerus, sedangkan diriku menyaksikan dengan perih, hati...hik...hik..., mbok sekalian dirobohin sekarang aja..tanggung...toh akhirnya sama-sama nggak bisa ditempati...". Sedetik kemudian terdengar suara dahsyat ...Dhuarrr !!!....glegerrr....petir itu sekejab mata menyambar dan membakar habis gubuk itu...!
Sang fakir pun sejenak terpana namun dengan santainya ia kembali ngomong kepada Tuhan: "Ya Tuhan...kok beneran sih....hamba kan cuman bercanda....kita kan teman ..."
Ia tak sadar bahwa segala ucapnya adalah doa....
Terjadikah doa semacam itu pada diri kita ? Seringkah kita ini apes yang keapesan ini sebenarnya berasal dari gerundelan diri sendiri? pasti sering tapi tak pernah disadari sebab selama ini kita beranggapan bahwa yang namanya berdoa terbatas pada suatu permintaan kepada Allah secara formal. Biasanya dilakukan seusai sholat dengan menengadahkan tangan ke atas. Padahal sebenarnya doa adalah adalah segala gerak-gerik ucapan hati dan fikiran melalui sebuah proses kesungguhan diri. Intinya adalah pernyataan penghayatan yang menghunjam tajam terhadap sesuatu terlepas dari hal baik atau buruk. Penjiwaan inilah yang menjadi parameter penentu terwujudnya sebuah aktifitas gerak hati fikiran atau doa.
Kata adalah mantra, Semoga bermanfaat, semoga semua berbahagia..
Selamat berdo'a...
Namun inilah apesnya. Ia sering tak sadar kalau ucapnya adalah doa yang begitu manjur karena kondisinya memang benar-benar yatim secara sosial, fakir miskin dan terhasut tersingkir dari kegagahan peradaban modern yang hedonis individualis. Sebab kata Rasul ketiga hal ini adalah penyebab terkabulnya doa.
Suatu sore yang lepas, tiba - tiba hujan mulai turun rintik-rintik. Sang fakir mulai kebingungan. Ia berusaha melindungi gubuknya dengan plastik seadanya agar tak rusak terkena hujan. Namun apa daya hujan bertambah deras. Air itu mulai menyerang dengan dahsyat ke gubuknya. Akhirnya sang fakir keluar dari gubuk dan mencari tempat berteduh. Sambil memandangi gubuknya dari kejauhan, dengan perasaan trenyuh ia berucap: " Ya Tuhan daripada gubukku terkena hujanMU terus menerus, sedangkan diriku menyaksikan dengan perih, hati...hik...hik..., mbok sekalian dirobohin sekarang aja..tanggung...toh akhirnya sama-sama nggak bisa ditempati...". Sedetik kemudian terdengar suara dahsyat ...Dhuarrr !!!....glegerrr....petir itu sekejab mata menyambar dan membakar habis gubuk itu...!
Sang fakir pun sejenak terpana namun dengan santainya ia kembali ngomong kepada Tuhan: "Ya Tuhan...kok beneran sih....hamba kan cuman bercanda....kita kan teman ..."
Ia tak sadar bahwa segala ucapnya adalah doa....
Terjadikah doa semacam itu pada diri kita ? Seringkah kita ini apes yang keapesan ini sebenarnya berasal dari gerundelan diri sendiri? pasti sering tapi tak pernah disadari sebab selama ini kita beranggapan bahwa yang namanya berdoa terbatas pada suatu permintaan kepada Allah secara formal. Biasanya dilakukan seusai sholat dengan menengadahkan tangan ke atas. Padahal sebenarnya doa adalah adalah segala gerak-gerik ucapan hati dan fikiran melalui sebuah proses kesungguhan diri. Intinya adalah pernyataan penghayatan yang menghunjam tajam terhadap sesuatu terlepas dari hal baik atau buruk. Penjiwaan inilah yang menjadi parameter penentu terwujudnya sebuah aktifitas gerak hati fikiran atau doa.
Kata adalah mantra, Semoga bermanfaat, semoga semua berbahagia..
Selamat berdo'a...
0 Tanggapan untuk "Hati - hati dengan Doa !"
Post a Comment