Menanti "Rahmah" Berikutnya
Bukan maksud Allah SWT menghinakan salah seorang hamba-Nya yang mulia, Nabi Ayub alaihi salam. Jika bukan karena Ayub adalah hamba yang beriman dan taat kepada Tuhannya, tentulah Allah SWT tidak akan memberikan cobaan sedemikian buruk.
Ujian yang diberikan Allah kepada Nabi Ayub merupakan hal berat yang belum pasti bisa dijalani dengan sabar oleh manusia seperti kita. Allah menimpakan satu penyakit yang menjijikkan dan tidak bisa disembuhkan. Tidak hanya itu, semua harta yang dimilikinya pun habis untuk biaya perawatan penyakitnya tersebut selain juga untuk menutupi kebutuhan hidup.
Penderitaan Ayub hamba Allah itu masih ditambah dengan diambilnya semua anak-anak yang dicintai kehadapan Allah. Itupun masih ditambah dengan perginya satu persatu istri-istrinya, kecuali Rahmah.
Ya, Rahmah-lah yang begitu sabar -sesabar suaminya- melayani dan menjaga suami tercinta yang menderita penyakit parah. Kesabaran Rahmah adalah sikapnya untuk menepati janji Allah atas istri-istri yang sabar, bahwa Allah akan memberikan pahala bagi mereka seperti yang diberikan Allah kepada Asiyah istri Raja Fir'aun.
Ketika Nabi Ayub sakit, Rahmah merawatnya dengan sabar dan tidak berkeluh-kesah dengan ujian yang Allah timpakan kepada mereka berdua. Pernah suatu ketika Rahmah membela suaminya saat dihalau oleh orang-orang yang merasa jijik melihat Nabi Ayyub dan takut penyakit Nabi Ayub tertular kepada mereka. Rahmah dengan penuh kecintaan membopong sang suami mencari tempat berlindung untuk menghindar dari halauan dan cemoohan masyarakat sekitar meski darah dan nanah yang menebar aroma busuk mengenai bahunya.
Kesabaran Rahmah merawat Nabi Ayub sakit, menyediakan makan dan minum serta menggantikan pakaian suaminya itulah yang kemudian mendatangkan balasan dari Allah dengan mengembalikan kesehatan Nabi Ayub dan mengeluarkan mereka berdua dari berbagai masalah yang selama sekian tahun menghinggapi.
Rahmah yang tidak berkeluh kesah dengan ujian yang ditimpakan Allah kepadanya dan sang suami, bahkan mengambil hikmah dari setiap ujian yang diterimanya, adakah kini kita menjumpainya?
Rahmah yang tidak menghina suami meski mengalami masalah keuangan, kesehatan dan berbagai masalah lainnya, Rahmah yang tetap mendukung dan berperan sebagai sahabat bagi suaminya tatkala menerima ujian dari Allah sementara istri-istri Nabi Ayub lainnya meninggalkan suami mereka karena tidak kuat menghadapi ujian Allah, tentu kita berharap masih banyak Rahmah-Rahmah berikutnya. Wallahu a'lam bishshowaab.
Ujian yang diberikan Allah kepada Nabi Ayub merupakan hal berat yang belum pasti bisa dijalani dengan sabar oleh manusia seperti kita. Allah menimpakan satu penyakit yang menjijikkan dan tidak bisa disembuhkan. Tidak hanya itu, semua harta yang dimilikinya pun habis untuk biaya perawatan penyakitnya tersebut selain juga untuk menutupi kebutuhan hidup.
Penderitaan Ayub hamba Allah itu masih ditambah dengan diambilnya semua anak-anak yang dicintai kehadapan Allah. Itupun masih ditambah dengan perginya satu persatu istri-istrinya, kecuali Rahmah.
Ya, Rahmah-lah yang begitu sabar -sesabar suaminya- melayani dan menjaga suami tercinta yang menderita penyakit parah. Kesabaran Rahmah adalah sikapnya untuk menepati janji Allah atas istri-istri yang sabar, bahwa Allah akan memberikan pahala bagi mereka seperti yang diberikan Allah kepada Asiyah istri Raja Fir'aun.
Ketika Nabi Ayub sakit, Rahmah merawatnya dengan sabar dan tidak berkeluh-kesah dengan ujian yang Allah timpakan kepada mereka berdua. Pernah suatu ketika Rahmah membela suaminya saat dihalau oleh orang-orang yang merasa jijik melihat Nabi Ayyub dan takut penyakit Nabi Ayub tertular kepada mereka. Rahmah dengan penuh kecintaan membopong sang suami mencari tempat berlindung untuk menghindar dari halauan dan cemoohan masyarakat sekitar meski darah dan nanah yang menebar aroma busuk mengenai bahunya.
Kesabaran Rahmah merawat Nabi Ayub sakit, menyediakan makan dan minum serta menggantikan pakaian suaminya itulah yang kemudian mendatangkan balasan dari Allah dengan mengembalikan kesehatan Nabi Ayub dan mengeluarkan mereka berdua dari berbagai masalah yang selama sekian tahun menghinggapi.
Rahmah yang tidak berkeluh kesah dengan ujian yang ditimpakan Allah kepadanya dan sang suami, bahkan mengambil hikmah dari setiap ujian yang diterimanya, adakah kini kita menjumpainya?
Rahmah yang tidak menghina suami meski mengalami masalah keuangan, kesehatan dan berbagai masalah lainnya, Rahmah yang tetap mendukung dan berperan sebagai sahabat bagi suaminya tatkala menerima ujian dari Allah sementara istri-istri Nabi Ayub lainnya meninggalkan suami mereka karena tidak kuat menghadapi ujian Allah, tentu kita berharap masih banyak Rahmah-Rahmah berikutnya. Wallahu a'lam bishshowaab.
alhamdulillaahirabbil'alamiin.... tentram berada di halaman ini.Lembaran demi lembarnya penuh pesona.Mendamaikan.Terima kasih ya,salam ,.saya.
ReplyDeleteSama2, semoga... mohon saran dan kritiknya, akh...
ReplyDelete