Ditemukan Kebenaran Kisah Nabi Nuh
Sebuah tim ekspedisi menemukan tanda-tanda kehidupan di bawah Laut Hitam yang diduga keras merupakan kehidupan di jaman Nabi Nuh.
"Kami menemukan balok-balok kayu berukir, peralatan rumah tangga dari batu, dan pecahan keramik yang biasa dipakai untuk lantai rumah," kata Fredrik Hiebert, ketua tim ekspedisi. Dia mengatakan bahwa penemuan tersebut merupakan penemuan besar yang bisa mempengaruhi sejarah. "Dengan penemuan tersebut,sejarah tentang budaya di daerah utama antara Eropa, Asia dan Timur Tengah kuno, mungkin perlu ditulis ulang," katanya. Reruntuhan bekas hunian manusia tersebut ditemukan 91 meter di bawah laut.
Hampir semua orang beragama percaya adanya kisah Nabi Nuh, karena kisah ini dimuat di kitab suci Al Qur`an, Injil, dan juga Taurat.
Tahun 1977 Willian Ryan dan Walter Pittman dari Columbia University, dalam bukunya yang berjudul Noah Flood (Banjir Nabi Nuh), menduga bahwa ketika gunung es di Eropa mencair sekitar 7000 tahun yang lalu, Laut Mediteranian menjadi kelebihan air sehingga terciptalah danau air asin yang kita kenal dengan nama Laut Hitam.
Tahun lalu seorang arkeolog, Robert Ballard, menemukan indikasi adanya pantai kuno beberapa kilometer dari pantai Laut Hitam yang sekarang. Robert mengatakan bahwa dia menemukan dua macam rumah kerang, jenis yang hidup di air tawar dan yang hidup di air asin. Kerang yang dari air asin diperkirakan berumur 6500 tahun, sedangkan yang dari air tawar 7000 tahun yang berarti lebih tua. "Itu membuktikan adanya perubahan yang tiba-tiba dan dramatis dari danau air tawar menjadi danau air asin sekitar 7000 tahun yang lalu," kata Robert.
Dia menambahkan bahwa banjir besar tersebut mengakibatkan sejumlah tanah ikut terendam air. Penemuan tim ekspedisi terakhir menunjukkan bahwa tanah yang terendam tersebut dulunya dihuni manusia. "Tapi kita belum tahu pasti siapakah mereka dan seberapa luas yang terendam. Yang jelas kita akan terus mempelajarinya," kata Robert yang juga anggota tim ekspedisi. Penelitian dilakukan dengan mengoperasikan semacam kapal selam yang dioperasikan jarak jauh dan dilengkapi kamera.
Jadi benda-benda yang ditemukan dipotret, kemudian dipetakan. Benda-benda yang ditemukan jelas sekali dibuat oleh tangan manusia dengan karakteristik interior gaya Turki 7000 tahun yang lalu.
Tidak sebuah bendapun yang ditemukan dipindahkan dari tempatnya. "Kami ingin memetakan seperti apa kehidupan mereka dulunya.
Kami juga sedang menyelidiki tahun yang pasti benda-benda tersebut dibuat, dari analisa karbon," kata Robert, yang namanya dikenal karena menemukan bangkai kapal Titanic, Bismarck, Yorktown dan lain-lain.
Ekspedisinya kali ini disponsori oleh National Geographic Society yang berencana untuk membukukan dan membuat serial televisi tentang penelitian di bawah Laut Hitam tersebut.
"Kami menemukan balok-balok kayu berukir, peralatan rumah tangga dari batu, dan pecahan keramik yang biasa dipakai untuk lantai rumah," kata Fredrik Hiebert, ketua tim ekspedisi. Dia mengatakan bahwa penemuan tersebut merupakan penemuan besar yang bisa mempengaruhi sejarah. "Dengan penemuan tersebut,sejarah tentang budaya di daerah utama antara Eropa, Asia dan Timur Tengah kuno, mungkin perlu ditulis ulang," katanya. Reruntuhan bekas hunian manusia tersebut ditemukan 91 meter di bawah laut.
Hampir semua orang beragama percaya adanya kisah Nabi Nuh, karena kisah ini dimuat di kitab suci Al Qur`an, Injil, dan juga Taurat.
Tahun 1977 Willian Ryan dan Walter Pittman dari Columbia University, dalam bukunya yang berjudul Noah Flood (Banjir Nabi Nuh), menduga bahwa ketika gunung es di Eropa mencair sekitar 7000 tahun yang lalu, Laut Mediteranian menjadi kelebihan air sehingga terciptalah danau air asin yang kita kenal dengan nama Laut Hitam.
Tahun lalu seorang arkeolog, Robert Ballard, menemukan indikasi adanya pantai kuno beberapa kilometer dari pantai Laut Hitam yang sekarang. Robert mengatakan bahwa dia menemukan dua macam rumah kerang, jenis yang hidup di air tawar dan yang hidup di air asin. Kerang yang dari air asin diperkirakan berumur 6500 tahun, sedangkan yang dari air tawar 7000 tahun yang berarti lebih tua. "Itu membuktikan adanya perubahan yang tiba-tiba dan dramatis dari danau air tawar menjadi danau air asin sekitar 7000 tahun yang lalu," kata Robert.
Dia menambahkan bahwa banjir besar tersebut mengakibatkan sejumlah tanah ikut terendam air. Penemuan tim ekspedisi terakhir menunjukkan bahwa tanah yang terendam tersebut dulunya dihuni manusia. "Tapi kita belum tahu pasti siapakah mereka dan seberapa luas yang terendam. Yang jelas kita akan terus mempelajarinya," kata Robert yang juga anggota tim ekspedisi. Penelitian dilakukan dengan mengoperasikan semacam kapal selam yang dioperasikan jarak jauh dan dilengkapi kamera.
Jadi benda-benda yang ditemukan dipotret, kemudian dipetakan. Benda-benda yang ditemukan jelas sekali dibuat oleh tangan manusia dengan karakteristik interior gaya Turki 7000 tahun yang lalu.
Tidak sebuah bendapun yang ditemukan dipindahkan dari tempatnya. "Kami ingin memetakan seperti apa kehidupan mereka dulunya.
Kami juga sedang menyelidiki tahun yang pasti benda-benda tersebut dibuat, dari analisa karbon," kata Robert, yang namanya dikenal karena menemukan bangkai kapal Titanic, Bismarck, Yorktown dan lain-lain.
Ekspedisinya kali ini disponsori oleh National Geographic Society yang berencana untuk membukukan dan membuat serial televisi tentang penelitian di bawah Laut Hitam tersebut.
0 Tanggapan untuk "Ditemukan Kebenaran Kisah Nabi Nuh"
Post a Comment