Kelas XI Bab 2: Perintah Menyantuni Kaum Dhu’afa’
- Surah Al-Isrā’: 26–27 tentang anjuran membantu kaum
duafa.
·
Terjemahan ayat.
“ Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang
dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah
sangat ingkar kepada Tuhannya .”
Isi Kandungan
o Allah SWT menyuruh kepada umat Islam untuk memberikan hak kaum kerabat, fakir miskin, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.
o Allah SWT melarang kepada umat Islam menghambur-hamburkan harta secara boros, karena perilaku boros menjadi teman atau saudaranya setan, sedangkan setan itu ingkar kepada Tuhannya.
Isi Kandungan
o Allah SWT menyuruh kepada umat Islam untuk memberikan hak kaum kerabat, fakir miskin, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.
o Allah SWT melarang kepada umat Islam menghambur-hamburkan harta secara boros, karena perilaku boros menjadi teman atau saudaranya setan, sedangkan setan itu ingkar kepada Tuhannya.
Penjelasan
Qur’an Surat Al
Israa’ terdiri dari 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makiyyah. Dinamakan
dengan “ Al Israa’ “ yang berarti “
memperjalankan di malam hari “. Peristiwa Israa’ Mabi Muhammad s.a.w. di
masjidil Haram ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis dicantumkan pada ayat pertama
dalam surat ini. Penuturan cerita Israa’ pada permualaan surat ini mengandung
isyarat bahwa Nabi Muhammad s.a.w. beserta umatnya dikemudian hari akan
mencapai martabat yang tinggi dan akan menjadi umat yang besar.
Pada ayat 26-27
menerangkan kewajiban seseorang untuk memberikan hak-hak kaum kerabat meliputi
: kasih sayang, rasa hormat, nafkah, keamanan dan pertolongan bila diperlukan.
Hak fakir miskin adalah memperoleh santunan dan sedekah, serta kasih sayang.
Sedangkan hak orang yang dalam perjalanan adalah memperoleh bantuan materi bila diperlukan, bantuan pikiran, dan
pertolongan untuk dapat sampai kepada tujuannya. Allah melarang orang yang
menghambur-hamburkan harta, yaitu membelanjakan harta bendanya yang tidak ada
manfaatnya, bahkan sebaliknya membelanjakan harta yang berakibat akan membawa
kerusakan pada diri mereka baik fisik maupun mental.
Allah menyuruh
manusia untuk bersedekah karena bersedekah itu akan menjadikan hartanya menjadi
tambah, sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Q.S. Al Baqarah ayat 261 yang
artinya : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah) adalah serupa dengan sebulir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas (kurnia-Nya) lagi
Maha Mengetahui”.
Kesimpulan
a. Allah memerintahkan
kepada manusia untuk berbakti dan berbuat baik tidak hanya kepada orang tua
saja, akan tetapi juga kepada tiga golongan:
1. Kaum kerabat
2. Orang miskin
3. Orang terlantar
dalam perjalanan
b. Allah mengingatkan
betapa buruknya orang yang bersifat boros, yakni mereka dikatakan sebagai
saudara syaitan, karena suka mengingikuti dan sangat menurut kepadanya.
- Surah Al-Baqarah: 177 tentang anjuran menyantuni kaum duafa.
“
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta
yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.”
Isi Kandungan
Yang dimaksud kebaikan
sebagaimana dalam ayat tersebut adalah beriman kepada beriman kepada
Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan senantiasa
mewujudkan keimanannya dalan kehidupan sehari-hari, contoh:
1. Memberikan harta
yang dicintainya kepada karib kerabat yang mebutuhkannya.
2. Memberikan bantuan
kepada anak-anak yatim karena mereka membutuhkan pertolongan, perlindunga, dan
bantuan untuk menyambung hidup dan meneruskan pendidikan sehingga mereka dapat
hidup layak sebagai manusia yang bermanfaat dalam lingkungan masyarakatnya.
3. Memberikan harta
kepada musafir yang membutuhkan sehingga mereka tidak terlantar dalam
perjalanan dan terhindar dari kesulitan.
4. Memberikan harta
kepada orang yang terpaksa meminta-meminta karena tidak ada jalan lain baginya
untuk memenuhi kebutuhannya.
5. Memberikan harta
untuk memerdekakan budak sehingga ia dapat memperoleh kebebasan dan
kemerdekaan.
6. Menjalankan ibadah
yang telah diperintahkan Allah dengan penuh keikhlasan.
7. Menunaikan zakat
kepada orang yang berhak menerimanya sebagaimana dalam QS.At-Taubah:60.
8. Menepati janji bagi
mereka yang mengadakan perjanjian.
Penjelasan
Qur’an Surat Al Baqarah terdiri dari 286 ayat, Sebagian besar ayatnya diturunkan di Madinah dan sebagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijriyah, kecuali ayat 281 yang diturunkan di Mina pada Haji Wada’ ( haji Nabi Muhammad saw yang terakhir). Seluruh ayat dari surat Al Baqarah termasuk golongan ayat Madaniyah, termasuk surat yang terpanjang diantara surat-surat yang ada dalam Al Qur’an. Bahkan didalam surat Al Baqarah terdapat ayat yang terpanjang diantara ayat-ayat yang terdapat dalam Al Qur’an yakni ayat yang ke 282.
Pada surat Al Baqarah ayat 177 menerangkan bahwa kebajikan itu bukanlah seseorang yang mau menghadapkan wajahnya ke arah timur dan barat yakni kearah Baitul Maqdis dan ke arah Baitullah sebagai kiblatnya, akan tetapi mereka yang mau beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, yakni melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Orang yang imannya benar itu adalah :
1). Meyakini kebenaran rukun iman yang meliputi iman kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab, Rosul-rosul, Hari akhir, dan qadla-qadar.
2). Melaksanakan rukun Islam yang lima yaitu : syahadat, salat, zakat, puasa, dan Haji ke Baitullah di Makkah.
3). Menjaga hubungan baik dengan sesama manusia yakni mau bersedekah, zakat dan menolong orang-orang yang dalam kesulitan dan kesusahan.
4). Menjaga keseimbangan diri dengan baik yakni berlaku baik terhadap dirinya sendiri meliputi berlaku sabar, menepati janji, tidak menjerumuskan dirinya ke lembah kesengsaraan dan kehinaan.
KEGIATAN SISWA
Diskusikan dengan teman-temanmu bagaimana sikap dan perilaku orang Islam yang imannya benar.
Coba identifikasi tanda-tanda seorang Muslim dan Muslimat yang bertaqwa.
Coba renungkan apa manfaat dan hikmah yang dapat dipetik bagi orang yang telah dapat menyantuni anak yatim dan fakir miskin.
RANGKUMAN
• Surah Al Isra’ ayat 26 – 27 berisi bahwa Allah SWT menyuruh kepada manusia untuk memenuhi hak kaum kerabat, fakir miskin, dan orang-orang dalam perjalanan. Begitu pula Allah SWT melarang untuk menghambur-hamburkan harta benda secara boros, karena pemboros itu menjadi temannya setan.
• Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 177 berisi bahwa kebajikan itu tidaklah terletak pada menghadapkan wajah ke arah barat dan ke timur, melainkan memiliki iman yang benar. Beriman yang benar itu adalah meyakini dalam hati, diucapkan pada lisan dan dibuktikan dalam perbuatan, yang meliputi iman kepada Allah, malaikat, kitab, rosul, salat, haji, berzakat, serta berperilaku selalu menjalin hubungan baik dengan Allah dan menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.
Penjelasan
Qur’an Surat Al Baqarah terdiri dari 286 ayat, Sebagian besar ayatnya diturunkan di Madinah dan sebagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijriyah, kecuali ayat 281 yang diturunkan di Mina pada Haji Wada’ ( haji Nabi Muhammad saw yang terakhir). Seluruh ayat dari surat Al Baqarah termasuk golongan ayat Madaniyah, termasuk surat yang terpanjang diantara surat-surat yang ada dalam Al Qur’an. Bahkan didalam surat Al Baqarah terdapat ayat yang terpanjang diantara ayat-ayat yang terdapat dalam Al Qur’an yakni ayat yang ke 282.
Pada surat Al Baqarah ayat 177 menerangkan bahwa kebajikan itu bukanlah seseorang yang mau menghadapkan wajahnya ke arah timur dan barat yakni kearah Baitul Maqdis dan ke arah Baitullah sebagai kiblatnya, akan tetapi mereka yang mau beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, yakni melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Orang yang imannya benar itu adalah :
1). Meyakini kebenaran rukun iman yang meliputi iman kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab, Rosul-rosul, Hari akhir, dan qadla-qadar.
2). Melaksanakan rukun Islam yang lima yaitu : syahadat, salat, zakat, puasa, dan Haji ke Baitullah di Makkah.
3). Menjaga hubungan baik dengan sesama manusia yakni mau bersedekah, zakat dan menolong orang-orang yang dalam kesulitan dan kesusahan.
4). Menjaga keseimbangan diri dengan baik yakni berlaku baik terhadap dirinya sendiri meliputi berlaku sabar, menepati janji, tidak menjerumuskan dirinya ke lembah kesengsaraan dan kehinaan.
KEGIATAN SISWA
Diskusikan dengan teman-temanmu bagaimana sikap dan perilaku orang Islam yang imannya benar.
Coba identifikasi tanda-tanda seorang Muslim dan Muslimat yang bertaqwa.
Coba renungkan apa manfaat dan hikmah yang dapat dipetik bagi orang yang telah dapat menyantuni anak yatim dan fakir miskin.
RANGKUMAN
• Surah Al Isra’ ayat 26 – 27 berisi bahwa Allah SWT menyuruh kepada manusia untuk memenuhi hak kaum kerabat, fakir miskin, dan orang-orang dalam perjalanan. Begitu pula Allah SWT melarang untuk menghambur-hamburkan harta benda secara boros, karena pemboros itu menjadi temannya setan.
• Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 177 berisi bahwa kebajikan itu tidaklah terletak pada menghadapkan wajah ke arah barat dan ke timur, melainkan memiliki iman yang benar. Beriman yang benar itu adalah meyakini dalam hati, diucapkan pada lisan dan dibuktikan dalam perbuatan, yang meliputi iman kepada Allah, malaikat, kitab, rosul, salat, haji, berzakat, serta berperilaku selalu menjalin hubungan baik dengan Allah dan menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.
0 Tanggapan untuk "Kelas XI Bab 2: Perintah Menyantuni Kaum Dhu’afa’"
Post a Comment