Pengantin Itu Menikah di Hadapan Jenasah Ayahnya
Pada tahun 1987 ada sepasang muda-mudi, Fulan dan Katrina yang mencoba untuk menjalin hubungan...... Sepertinya keduanya tidak mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan... karena di antara mereka banyak kesamaan.
Tetapi ada yang sesuatu perbedaan yang sangat prinsipal yang apabila difikirkan, sama sekali mereka tidak mungkin bersatu. Perbedaan itu adalah perbedaan agama. Fulan adalah seorang muslim sedangkan Katrin adalah non muslim.
Pada saat itu keduanya masih tidak menyadari arti dari perbedaan itu. Yang mereka fikirkan hanya rasa rindu dan keinginan untuk selalu bertemu. Karena mereka belum berfikir ke arah hubungan yang lebih tinggi atau ke jenjang pernikahan.
Ada satu kemudahan yang diberikan oleh orang tua Katrina tersebut.
Putrinya tidak dilarang berhubungan dengan kekasihnya walaupun dia beda agama, karena mereka berfikir kalau hubungan putrinya adalah bersifat sementara.
Selain itu kemudahan yang lain adalah kekasih putrinya itu diberikan kemudahan untuk menjalankan kewajibanya mendirikan shalat lima waktu di rumahnya apabila masuk waktu shalat. Dan itu dilaksanakan dari awal behubungan.
Dengan berjalannya waktu tidak disadari hubungan mereka telah memasuki tahun ke 8 dan pada saat itu kebetulan mereka sama-sama berada di salah satu Perguruan Tinggi di Jakarta, satu fakultas dan satu kelas.
Namun perbedaan tersebut sudah mulai mengganggu perasaan keduannya. Perlu diketahui bahwa keduanya berasal dari keluarga yang sama-sama memegang teguh keyakinannya. Tetapi Fulan maupun Katrina tidak berani saling mempengaruhi untuk masuk agamanya salah satu di antara mereka, karena mereka takut apabila masalah itu di bahas maka akan menimbulkan pertengkaran yang berujung dengan perpisahan.
Pada suatu hari dalam perjalanan menuju kampus di dalam bis seperti hari-hari biasanya banyak pedagang asongan yang sedang menjajakan dagangannya. Ada salah satu pedagang yang menawarkan buku-buku keagama'an (belajar sholat, Iqro', dll) yang kesemuanya berjumlah 5 buah buku. Katrina tiba-tiba berkata "Mas, aku beli'in itu dong".
Fulan tidak menyadari apa yang diinginkan oleh kekasihnya karena disitu banyak pedangan yang lain." Yang mana??" tanya Fulan.
"Itu yang itu tu...." kata Katrina.
Ketika menyadari apa yang ditunjuk kekasihnya itu, Fulan sangat terkejut dan memandangi pasangannya dengan wajah penuh keheranan. Tanpa ada yang berbicara Katrina menganggukkan kepalanya. Sepertinya mereka sedang berbicara dengan bahasa batin.
Lalu Katrina berkata "Mas mau ngajarin aku Shalat nggak???" Dengan rasa haru yang mendalam dan dengan mata yang berkaca-kaca Fulan itu mengangguk tidak bisa berkata apa-apa. Tapi jauh di dalam lubuk hatinya ia bersyukur "Tuhan terima kasih Engkau telah melepaskan beban di pundakku yang selama ini menggangu fikiranku, Engkau telah mengabulkan do'aku selama ini dan Engkau telah membukakan hidayah kekasihku untuk memeluk Agama yang aku yakini kebenarannya".
Mulai hari itu Fulan mengajarkan tentang Shalat, Puasa, semua kewajiban-kewajiban seorang Muslim. Serta hukum-hukum di dalam Islam dan lain sebagainya Dengan demikian Fulan bertambah yakin bahwa kekasihnya itu memang diciptakan untuknya.
Tetapi masih ada masalah yang masih menggagu keduannya yaitu bagaimana berbicara kepada kedua orang tua Katrina, pasti mereka akan mendapat marah besar. Selama itu Katrina belajar dengan cara sembunyi-sembunyi di rumahnya.
Tetapi rupanya Tuhan berkehendak lain.
Pada suatu hari Kakak lelaki Katrina membuat suatu keputusan berbicara kepada Bapaknya bahwa dia ingin pindah agama dan memeluk agama Islam. Subhanallah, Bapaknya tidak melarangnya.
Mendengar kakaknya masuk Islam dan diperbolehkan Bapaknya, Katrina kemudian memberanikan untuk membicarakan hal yang sama yaitu bahwa dia juga ingin memeluk agama Islam..... Bapaknya juga mengijinkan.
Bukan main gembiranya hati Katrina dan Fulan, dengan demikian sudah tidak ada lagi beban yang mengganjal di hati mereka, dan Fulan semakin yakin dapat mempersunting Katrina karena mereka bisa se-iman yaitu Islam.
Berarti di rumah Katrina yang terdiri dari 4 orang itu yang 2 orang telah memeluk Islam. Dan pada suatu hari terjadi berita yang menggemparkan dalam keluarga Katrina. Ketika tiba-tiba Ayah Katrina pada suatu sore pergi dengan menggunakan sarung dan baju putih menuju ke Masjid terdekat di sekitar rumahnya. Tentu saja ini membuat anggota keluarganya baik yang Muslim dan yang non muslim menjadi keheranan.
Bagi Katrina dan Kakaknya ini adalah suatu Rahmat yang tidak ternilai harganya karena kini Ayah mereka juga memeluk agama Islam, tapi tidak demikian dengan Ibunya, tentu saja hal ini menjadi kesedihan yang sangat mendalam baginya.
Dengan demikian di dalam satu rumah itu hanya Ibunya saja yang non muslim. Ibunya mengatakan bahwa dirinya tidak mungkin pindah agama karena sejak kecil agama yang diyakininya adalah agama yang dianutnya sekarang.
Namun demikian baik Katrina, Kakaknya serta Fulan memberi tahu kepada Ibunya bahwa ibunya tidak usah kawatir mereka akan tetap berbakti kepada ibunya. Ayahnya sendiri berkata bahwa bersedia untuk mengantarkan istrinya ke tempat peribadatan yang diyakini Istrinya. Dan tidak satupun dari mereka yang berusaha untuk mempengaruhi ibunya untuk masuk agama Islam.
Dengan kata lain mereka sekeluarga tidak memaksa ibunya untuk pindah agama apalagi memusuhinya bahkan tetap menghormatinya sebagai seorang ibu.
Dalam benak seorang suami (bapaknya Katrina) selalu berharap agar istrinya dapat seiman dengannya tetapi tidak diutarakannya untuk menjaga perasaan istrinya.
Kehidupan keluarga itupun kesehariannya tidak ada masalah karena toleransi yang cukup tinggi yang diterapkan oleh keluarga tersebut dan sudah berjalan selama satu setengan tahun.
Namun Bapaknya Katrina setiap tengah malam selalu bangun untuk shalat Tahajud. Dan di dalam shalatnya itu ia berdo'a dengan tulus dan ikhlas. Dia memohon kepada Allah SWT. agar dibukakan pintu Hidayah bagi istrinya untuk dapat seiman dengannya. Hal ini dilaksanakan secara terus menerus selama empat puluh malam berturut-turut tanpa alpa satu malam pun.
Pada suatu malam, tepatnya malam keempat puluh Ayahnya Katrina melaksanakan shalat Tahajud, di sebelahnya Istrinya sedang terlelap. Di dalam tidurnya (ibu Katrina) bermimpi di datangi seseorang dengan wujud Pocongan. Tetapi Ibunya Katrina tidak bilang kepada siapa-siapa tentang mimpinya kecuali kepada Katrina yang diteruskan kepada kekasihnya, Fulan.
Kemudian malam berikutnya kembali Ibu Katrina bermimpi didatangi seseorang pria dengan memakai Jubah dan mengenakan sorban putih dengan wajah tampan dan bersinar memandanginya dengan tersenyum.
Mimpi didatangi pria bersorban dan berjubah putih itu dialami ibunya Katrina selama tiga malam berturut-turut. Ibunya masih tidak mengerti apa arti dari mimpinya itu, begitu juga dengan Katrina yang menjadi curahan hati ibunya dalam berbagi cerita mengenai mimpinya.
Malam ke lima Ibunya Katrina bermimpi, kali ini dia bermimpi kalau dia melakukan suatu gerakan-gerakan yang tidak dia mengerti. Gerakan-gerakan tersebut setelah diceritakan kepada Katrina ternyata adalah gerakan shalat.
Malam berikutnya kembali Ibunya Katrina bermimpi, kali ini ia bermimpi bahwa dia sedang membaca Al-Qur'an dengan lancar. Luar Biasa.......
Akhirnya tepat di malam yang ke tujuh Ibunya kembali bermimpi, yang terakhir ini Ia bermimpi sedang melaksanakan Ibadah Haji.... Subhanallah......
Dan disetiap mimpinya itu ibunya selalu bercerita kepada Katrina, hingga disuatu hari tepatnya malam minggu di pertengahan tahun 1996 dimana Fulan dan Katrina sedang berbincang-bincang di teras rumah, Ibunya ikut bergabung. Tiba-tiba ibunya berbicara kepada Katrina.
"Dik..!" (karena Katrina anak bungsu, dia selalu dipanggil adik oleh orang tua dan kakanya), "Dik...!" kembali ibunya mengulangi ucapannya...
"Dik aku pinjem buku kamu dong... !"
"Buku yang mana?" jawab Katrina di depan Fulan..
"Buku kamu yang dari Mas Fulan... Buku tentang shalat dan lain-lain... "
Mendadak Fulan dan Katrina terperangah dan tersenyum, tanpa bicara apa-apa Katrina langsung berlari dan menghampiri ibunya lalu memeluknya erat-erat sambil berkata lirih.. Allaahu Akbar.. Subhanallah...
Tentu saja berita sangat mengejutkan, karena ibunya pernah berkata bahwa ia tidak akan pindah agama walau apapun yang terjadi. Dan berita inipun menyebar di lingkungan keluarganya dan disambut dengan suka cita apalagi dengan Ayahnya. Karena ayahnya Katrina merasa bahwa do'anya di dalam shalat telah didengar dan dikabulkan Allah SWT.
Maka tanpa diduga dan hanya karena kehendak Allah SWT. Seluruh keluarga tersebut menjadi Mualaf.. Subhanallah...
Dan pada awal tahun 1998 kedua orang tua Fulan dan Katrina sepakat akan melanjutkan hubungan putra-putri mereka ketingkat yang lebih tinggi yaitu pernikahan. Tepatnya pernikahan itu akan dilangsungkan pada bulan Oktober 1998. Dan persiapan pernikahan itupun mulai dilaksanakan.
Namun Allah punya rencana lain Akhir bulan Juli 1998 setelah memasuki tahun ke tiga Ayahnya Katrina memeluk agama Islam dan di tengah-tengah persiapan pernikahan putrinya, tiba-tiba Beliau terserang stroke dan setelah sembilan hari dirawat di rumah sakit Ayahnyapun berpulang ke Rahmatullah pada tanggal 29 Juli 1998 pukul 16:00. Dan sampai akhir hayatnyapun sewaktu di rumah sakit beliau selalu melaksanakan shalat Wajib walaupun dengan berbaring, sampai-sampai pada saat beliau tidak sadar, tangan selalu bergerak-gerak seperti orang sedang shalat.
Akhirnya Fulan dan Katrina atas persetujuan kedua belah pihak dan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk menjaga Ibu mereka maka Keduanya dinikahkan di depan Jenazah Ayahnya sesaat sebelum Ayahnya dikebumikan...
Itulah kehendak Allah SWT.
Tetapi ada yang sesuatu perbedaan yang sangat prinsipal yang apabila difikirkan, sama sekali mereka tidak mungkin bersatu. Perbedaan itu adalah perbedaan agama. Fulan adalah seorang muslim sedangkan Katrin adalah non muslim.
Pada saat itu keduanya masih tidak menyadari arti dari perbedaan itu. Yang mereka fikirkan hanya rasa rindu dan keinginan untuk selalu bertemu. Karena mereka belum berfikir ke arah hubungan yang lebih tinggi atau ke jenjang pernikahan.
Ada satu kemudahan yang diberikan oleh orang tua Katrina tersebut.
Putrinya tidak dilarang berhubungan dengan kekasihnya walaupun dia beda agama, karena mereka berfikir kalau hubungan putrinya adalah bersifat sementara.
Selain itu kemudahan yang lain adalah kekasih putrinya itu diberikan kemudahan untuk menjalankan kewajibanya mendirikan shalat lima waktu di rumahnya apabila masuk waktu shalat. Dan itu dilaksanakan dari awal behubungan.
Dengan berjalannya waktu tidak disadari hubungan mereka telah memasuki tahun ke 8 dan pada saat itu kebetulan mereka sama-sama berada di salah satu Perguruan Tinggi di Jakarta, satu fakultas dan satu kelas.
Namun perbedaan tersebut sudah mulai mengganggu perasaan keduannya. Perlu diketahui bahwa keduanya berasal dari keluarga yang sama-sama memegang teguh keyakinannya. Tetapi Fulan maupun Katrina tidak berani saling mempengaruhi untuk masuk agamanya salah satu di antara mereka, karena mereka takut apabila masalah itu di bahas maka akan menimbulkan pertengkaran yang berujung dengan perpisahan.
Pada suatu hari dalam perjalanan menuju kampus di dalam bis seperti hari-hari biasanya banyak pedagang asongan yang sedang menjajakan dagangannya. Ada salah satu pedagang yang menawarkan buku-buku keagama'an (belajar sholat, Iqro', dll) yang kesemuanya berjumlah 5 buah buku. Katrina tiba-tiba berkata "Mas, aku beli'in itu dong".
Fulan tidak menyadari apa yang diinginkan oleh kekasihnya karena disitu banyak pedangan yang lain." Yang mana??" tanya Fulan.
"Itu yang itu tu...." kata Katrina.
Ketika menyadari apa yang ditunjuk kekasihnya itu, Fulan sangat terkejut dan memandangi pasangannya dengan wajah penuh keheranan. Tanpa ada yang berbicara Katrina menganggukkan kepalanya. Sepertinya mereka sedang berbicara dengan bahasa batin.
Lalu Katrina berkata "Mas mau ngajarin aku Shalat nggak???" Dengan rasa haru yang mendalam dan dengan mata yang berkaca-kaca Fulan itu mengangguk tidak bisa berkata apa-apa. Tapi jauh di dalam lubuk hatinya ia bersyukur "Tuhan terima kasih Engkau telah melepaskan beban di pundakku yang selama ini menggangu fikiranku, Engkau telah mengabulkan do'aku selama ini dan Engkau telah membukakan hidayah kekasihku untuk memeluk Agama yang aku yakini kebenarannya".
Mulai hari itu Fulan mengajarkan tentang Shalat, Puasa, semua kewajiban-kewajiban seorang Muslim. Serta hukum-hukum di dalam Islam dan lain sebagainya Dengan demikian Fulan bertambah yakin bahwa kekasihnya itu memang diciptakan untuknya.
Tetapi masih ada masalah yang masih menggagu keduannya yaitu bagaimana berbicara kepada kedua orang tua Katrina, pasti mereka akan mendapat marah besar. Selama itu Katrina belajar dengan cara sembunyi-sembunyi di rumahnya.
Tetapi rupanya Tuhan berkehendak lain.
Pada suatu hari Kakak lelaki Katrina membuat suatu keputusan berbicara kepada Bapaknya bahwa dia ingin pindah agama dan memeluk agama Islam. Subhanallah, Bapaknya tidak melarangnya.
Mendengar kakaknya masuk Islam dan diperbolehkan Bapaknya, Katrina kemudian memberanikan untuk membicarakan hal yang sama yaitu bahwa dia juga ingin memeluk agama Islam..... Bapaknya juga mengijinkan.
Bukan main gembiranya hati Katrina dan Fulan, dengan demikian sudah tidak ada lagi beban yang mengganjal di hati mereka, dan Fulan semakin yakin dapat mempersunting Katrina karena mereka bisa se-iman yaitu Islam.
Berarti di rumah Katrina yang terdiri dari 4 orang itu yang 2 orang telah memeluk Islam. Dan pada suatu hari terjadi berita yang menggemparkan dalam keluarga Katrina. Ketika tiba-tiba Ayah Katrina pada suatu sore pergi dengan menggunakan sarung dan baju putih menuju ke Masjid terdekat di sekitar rumahnya. Tentu saja ini membuat anggota keluarganya baik yang Muslim dan yang non muslim menjadi keheranan.
Bagi Katrina dan Kakaknya ini adalah suatu Rahmat yang tidak ternilai harganya karena kini Ayah mereka juga memeluk agama Islam, tapi tidak demikian dengan Ibunya, tentu saja hal ini menjadi kesedihan yang sangat mendalam baginya.
Dengan demikian di dalam satu rumah itu hanya Ibunya saja yang non muslim. Ibunya mengatakan bahwa dirinya tidak mungkin pindah agama karena sejak kecil agama yang diyakininya adalah agama yang dianutnya sekarang.
Namun demikian baik Katrina, Kakaknya serta Fulan memberi tahu kepada Ibunya bahwa ibunya tidak usah kawatir mereka akan tetap berbakti kepada ibunya. Ayahnya sendiri berkata bahwa bersedia untuk mengantarkan istrinya ke tempat peribadatan yang diyakini Istrinya. Dan tidak satupun dari mereka yang berusaha untuk mempengaruhi ibunya untuk masuk agama Islam.
Dengan kata lain mereka sekeluarga tidak memaksa ibunya untuk pindah agama apalagi memusuhinya bahkan tetap menghormatinya sebagai seorang ibu.
Dalam benak seorang suami (bapaknya Katrina) selalu berharap agar istrinya dapat seiman dengannya tetapi tidak diutarakannya untuk menjaga perasaan istrinya.
Kehidupan keluarga itupun kesehariannya tidak ada masalah karena toleransi yang cukup tinggi yang diterapkan oleh keluarga tersebut dan sudah berjalan selama satu setengan tahun.
Namun Bapaknya Katrina setiap tengah malam selalu bangun untuk shalat Tahajud. Dan di dalam shalatnya itu ia berdo'a dengan tulus dan ikhlas. Dia memohon kepada Allah SWT. agar dibukakan pintu Hidayah bagi istrinya untuk dapat seiman dengannya. Hal ini dilaksanakan secara terus menerus selama empat puluh malam berturut-turut tanpa alpa satu malam pun.
Pada suatu malam, tepatnya malam keempat puluh Ayahnya Katrina melaksanakan shalat Tahajud, di sebelahnya Istrinya sedang terlelap. Di dalam tidurnya (ibu Katrina) bermimpi di datangi seseorang dengan wujud Pocongan. Tetapi Ibunya Katrina tidak bilang kepada siapa-siapa tentang mimpinya kecuali kepada Katrina yang diteruskan kepada kekasihnya, Fulan.
Kemudian malam berikutnya kembali Ibu Katrina bermimpi didatangi seseorang pria dengan memakai Jubah dan mengenakan sorban putih dengan wajah tampan dan bersinar memandanginya dengan tersenyum.
Mimpi didatangi pria bersorban dan berjubah putih itu dialami ibunya Katrina selama tiga malam berturut-turut. Ibunya masih tidak mengerti apa arti dari mimpinya itu, begitu juga dengan Katrina yang menjadi curahan hati ibunya dalam berbagi cerita mengenai mimpinya.
Malam ke lima Ibunya Katrina bermimpi, kali ini dia bermimpi kalau dia melakukan suatu gerakan-gerakan yang tidak dia mengerti. Gerakan-gerakan tersebut setelah diceritakan kepada Katrina ternyata adalah gerakan shalat.
Malam berikutnya kembali Ibunya Katrina bermimpi, kali ini ia bermimpi bahwa dia sedang membaca Al-Qur'an dengan lancar. Luar Biasa.......
Akhirnya tepat di malam yang ke tujuh Ibunya kembali bermimpi, yang terakhir ini Ia bermimpi sedang melaksanakan Ibadah Haji.... Subhanallah......
Dan disetiap mimpinya itu ibunya selalu bercerita kepada Katrina, hingga disuatu hari tepatnya malam minggu di pertengahan tahun 1996 dimana Fulan dan Katrina sedang berbincang-bincang di teras rumah, Ibunya ikut bergabung. Tiba-tiba ibunya berbicara kepada Katrina.
"Dik..!" (karena Katrina anak bungsu, dia selalu dipanggil adik oleh orang tua dan kakanya), "Dik...!" kembali ibunya mengulangi ucapannya...
"Dik aku pinjem buku kamu dong... !"
"Buku yang mana?" jawab Katrina di depan Fulan..
"Buku kamu yang dari Mas Fulan... Buku tentang shalat dan lain-lain... "
Mendadak Fulan dan Katrina terperangah dan tersenyum, tanpa bicara apa-apa Katrina langsung berlari dan menghampiri ibunya lalu memeluknya erat-erat sambil berkata lirih.. Allaahu Akbar.. Subhanallah...
Tentu saja berita sangat mengejutkan, karena ibunya pernah berkata bahwa ia tidak akan pindah agama walau apapun yang terjadi. Dan berita inipun menyebar di lingkungan keluarganya dan disambut dengan suka cita apalagi dengan Ayahnya. Karena ayahnya Katrina merasa bahwa do'anya di dalam shalat telah didengar dan dikabulkan Allah SWT.
Maka tanpa diduga dan hanya karena kehendak Allah SWT. Seluruh keluarga tersebut menjadi Mualaf.. Subhanallah...
Dan pada awal tahun 1998 kedua orang tua Fulan dan Katrina sepakat akan melanjutkan hubungan putra-putri mereka ketingkat yang lebih tinggi yaitu pernikahan. Tepatnya pernikahan itu akan dilangsungkan pada bulan Oktober 1998. Dan persiapan pernikahan itupun mulai dilaksanakan.
Namun Allah punya rencana lain Akhir bulan Juli 1998 setelah memasuki tahun ke tiga Ayahnya Katrina memeluk agama Islam dan di tengah-tengah persiapan pernikahan putrinya, tiba-tiba Beliau terserang stroke dan setelah sembilan hari dirawat di rumah sakit Ayahnyapun berpulang ke Rahmatullah pada tanggal 29 Juli 1998 pukul 16:00. Dan sampai akhir hayatnyapun sewaktu di rumah sakit beliau selalu melaksanakan shalat Wajib walaupun dengan berbaring, sampai-sampai pada saat beliau tidak sadar, tangan selalu bergerak-gerak seperti orang sedang shalat.
Akhirnya Fulan dan Katrina atas persetujuan kedua belah pihak dan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk menjaga Ibu mereka maka Keduanya dinikahkan di depan Jenazah Ayahnya sesaat sebelum Ayahnya dikebumikan...
Itulah kehendak Allah SWT.
0 Tanggapan untuk "Pengantin Itu Menikah di Hadapan Jenasah Ayahnya "
Post a Comment