Kelas XI Bab 7: Kelestarian Lingkungan Hidup
Q.S. Ar Rum, 30 : 41 – 42
A. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S.
Ar Rum, 30 : 41 – 42 adalah :
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar). (41)
Katakanlah
(Muhammad), “ Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan
orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah).” (42)
B. Kandungan
o Suruhan
Allah SWT kepada manusia agar melestarikan alam dan lingkungannya karena sudah
diatur oleh Yang Mahakuasa.
o Penegasan Allah SWT bahwa berbagai kerusakan yang terjadi
di darat dan di laut adalah akibat ulah atau perbuatan manusia, oleh karena itu
hendaklah manusia menghentikannya mau kembali ke jalan yang benar yaitu dengan
mengganti-kannya dengan perbuatan yang baik.
o Allah SWT menyuruh agar manusia mempelajari umat-umat
terdahulu (sejarah), banyaklah bencana yang menimpa kepada umat-umat terdahulu
disebabkan mereka tidak menghiraukan seruan Allah, bahkan kebanyakan mereka
ingkar dan musyrik kepada-Nya.
C. Penjelasan
Qur’an Surat Al Ruum adalah surat yang ke 30 terdiri atas
60 ayat, termasuk golongan surat-surat Makiyyah. Dinamakan Ar Ruum karena pada permulaan surat
ini yaitu ayat 2, 3, dan 4 terdapat pemberitaan bangsa Rumawi yang pada mulanya
dikalahkan oleh bangsa Persia, tetapi setelah beberapa tahun kemudian kerajaan
Ruum dapat menuntut balas dan mengalahkan kerajaan Persia kembali.
Pada Q.S. Ar Rum ayat 41 – 42 menerangkan bahwa Allah SWT
menciptakan alam semesta dan segala isinya adalah untuk dimanfaatkan oleh
manusia demi kesejahteraan hidup dan kemakmurannya. Manusia diangkat
sebagai khalifah di bumi yang diamanati agar menjaga kelestarian alam jangan
sampai rusak. Manusia diperbolehkan
menggali kekayaan alam, mengolahnya, dan memanfaatkan sebagai bekal beribadah
kepada Allah dan beramal soleh. Namun kenyataannya karena manusia mempunyai
sifat tamak, rakus, (yang berlebihan
) sehingga penggalian alam itu tak terkendalikan yang berdampak menjadi bencana alam, seperti
tanah longsor, banjir, alam menjadi tandus, kekeringan, alam menjadi gersang,
dan udara tercemar dan lain sebagainya. Kerusakan alam itu akan berakibat pula
kesengsaraan pada diri manusia itu sendiri.
Oleh karena itu
manusia disuruh mempelajari sejarah sebelumnya bahwa banyak manusia yang
menjadi sengsara akibat mereka tidak mau lagi menghiraukan seruan Allah SWT,
bahkan mereka kebanyakan berbuat musyrik dan kufur kepada Tuhannya.
Q.S. Al A’raf, 7 : 56 – 58
1. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S.
Al A’raf, 7 : 56 – 58 adalah :
Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah
(diciptakan) dengan baik. Berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh
harap. Sesungguhnya
rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan. (56)
Dialah
yang meniupkan angina sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan
rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angina itu membawa awan mendung, Kami
halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu.
Kemudian kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti
itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil
pelajaran. (57)
Dan
tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan, dan tanah
yang buruk, tanaman-tanamannya tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan
berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang
bersyukur. (58)
2.
Kandungan ayat
o Allah
SWT melarang kepada manusia untuk berbuat kerusakan di bumi, tetapi sebaliknya
disuruh berdo’a agar menjadi orang yang baik (muhsinin), kerena rahmat Allah
itu dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.
o Penegasan
Allah SWT bahwa Dia adalah Tuhan Yang Mahakuasa yang dapat mengatur angin yang
membawa mendung sehingga turun hujan. Dengan air hujan itu dapat menumbuhkan
tanaman-tanaman sehingga dapat berbuah. Begitu pula dengan hujan itu dapat
berguna untuk semua makhluk yang ada di bumi.
o Kemahakuasaan Allah itu Dia juga dapat menghidupkan
orang-orang yang telah mati besuk pada hari Kiamat sepertinya menghidupkan bumi
yang tandus kemudian turun hujan sehingga tumbuh tanaman-tanamannya dan
berbuah.
o Suruhan agar manusia mau bersyukur atas nikmat Allah yang
diberikan kepadanya, di tanah yang subur akan tumbuh tanaman yang baik,
sedangkan tanah yang tandus tidak akan tumbuh tanamannya melainkan merana. Hal
yang demikian itu sebagai tanda kebesaran Allah SWT.
3. Penjelasan
Qur’an
surat Al A’raf adalah surat yang ke
7 terdiri dari 206 ayat termasuk golongan ayat-ayat
Makkiyah. Surat ini termasut surat “Assab ’uthiwaal” (tujuh surat yang
panjang). Dinamakan “Al A’raf” karena perkataan Al A’raf yang terdapat dalam
ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al
A’raf yaitu : tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka.
Pada
Al Qur’an surat Al A’raf ayat 56 Allah
melarang manusia untuk berbuat kerusakan, baik di darat, di laut, di udara
bahkan dimana saja. Karena kerusakan
yang disebabkan ulah manusia itu akan membahayan pada tata kehidupan manusia
sendiri, seperti kerusakan tata lingkungan alam, pencemaran udara, dan
bencana-bencana alam lainnya. Pada surat tersebut Allah disuruh untuk berdo’a
kepada Allah dan bersyukur atas karunia yang diberikan kepadanya, sehingga alam
yang telah disediakan Allah itu mendatangkan rahmat dan manfaat serta nikmat
yang besar bagi kehidupan manusia dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, sehingga
manusia menjadi makhluk yang muhsinin.
Pada
Ayat 57-58 Allah menunjukkan kasih sayang-Nya kepada umat manusia yang
meniupkan angin sehingga turun hujan. Begitu pula Allah SWT menjadikan tanah
yang dahulunya kering dan tandus menjadi subur sebab mendapat rahmat dari Allah
itu sehingga tumbuh-tumbuhan jadi hidup subur dan berbuah, telur-telur ikan
yang menempel di tanah bisa menetas menjadi ikan-ikan besar yang dapat dikonsumsi oleh manusia.
Begitu Allah mengibaratkan besuk pada hari kiamat Allah akan menghidupkan
manusia kembali seperti hidupnya tumbuh-tumbuhan ketika turun hujan.
Bagi
kaum yang beriman mereka meyakininya dengan sepenuh hati dan menjadikan dirinya
menjadi muhsinin yaitu manusia yang
senantiasa berbuat kebaikan dan syakirin yaitu selalu bersyukur kepada Allah SWT.
Q.S. Ash Shaad, 38 : 27
1. Terjemahan ayat
Terjemahan Q.S.
Ash Shaad, 38 : 27 adalah :
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang
ada di antara keduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir, maka
celakalah orang-orang yang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. (27)
2. Kandungan ayat
o Penegasan
Allah SWT bahwa langit dan bumi serta segala isinya itu diciptakan untuk
kemanfaatan seluruh makhluk hidup, khususnya manusia.
o Segala
yang diciptakan oleh Allah SWT itu tidak ada yang sia-sia melainkan semua ada
guna dan manfaatnya.
o Hal tersebut diyakininya bagi orang yang beriman,
sedangkan bagi orang kafir mengingkarinya. Karena itu mereka
akan dimasukkan di neraka sebab keingkarannya.
3. Penjelasan
Qur’an surat
Ash Shaad adalah surat yang ke 38 terdiri dari
88 ayat termasuk golongan ayat-ayat Makiyyah. Dinamai dengan “ Shaad”
karena surat ini dimulai dengan “Shaad” ( adapun artinya manusia tidak ada yang
mengetahui, namun ahli tafsir ada yang berpendapat bahwa hal itu sebagai nama
surat, tetapi juga ada yang berpendapat bahwa huruf abjad itu gunanya untuk
menarik perhatian para pendengar supaya memperhatikan Al Qur’an, dan untuk
mengisyaratkan bahwa Al Qur’an itu diturunkan dalam bahasa Arab yang tersusun
dari huruf-huruf abjad).
Dalam surat ini Allah bersumpah dengan Al Qur’an, untuk
menunjukkan bahwa Al Qur’an itu suatu kitab yang agung dan bahwa siapa saja
yang mengikutinya akan mendapat kebahagianaan dunia akherat. Disamping itu
untuk menunjukkan bahwa Al Qur’an ini adalah mu’jizat Nabi Muhammad s.a.w. yang
menyatakan kebenarannya dan ketinggian akhlaknya.
Dalam Q.S. Ash Shaad ayat 27 dijelaskan adanya beberapa
golongan manusia yaitu golongan orang-orang yang beriman (mukminin), dam golongan orang yang kafir (kafirin), golongan orang-orang yang berbuat kebajikaan ( muhsinin) dan golongan orang merusak ( mufsidin), golongan orang yang bertwa (muttaqin) dan golongan orang-orang yang
berbuat maksiat.
Orang yang beriman yang bertaqwa dan beramal saleh maka
mereka akan ditempatkan di surga, seperti janji Allah dalam Q.S. Al Baqarah
ayat 25 “ Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan
berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga yang mengalir sungai-sungai
didalamnya. Setiap mereka diberi buah-buahan dalam surga itu, mereka mengatakan
“ inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu” Mereka diberi buah-buahan
yang serupa dan untuk mereka didalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal didalamnya”
Sedangkan bagi mereka yang kafir dan berbuat kerusakan
serta bermaksiat maka mereka akan
ditempatkan di neraka seperti pernyataan Allah dalam Q.S. Al Baqarah ayat
39 “ Adapun orang-orang kafir dan mendustakan
ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya”.
RANGKUMAN
¨ Surah Ar Rum ayat 41 – 42 berisi penegasan Allah SWT bahwa alam telah diciptakan dengan teratur
dan rapi, adapun kerusakan yang terjadi di darat dan dilaut sebenarnya akibat
ulah atau perbuatan manusia sendiri. Disamping itu manusia disuruh untuk
mempelajari sejarah bagaimana keadaan manusia sebelumnya untuk dapat diambil
pelajaran darinya.
¨ Kandungan Surat Al A’raf ayat 56-58 berisi larangan Allah
SWT kepada manusia janganlah berbuat kerusakan, dan Allah SWT menyuruh untuk
berbuat kebaikan, serta penegasan Allah bahwa
Dia-lah yang menurunkan hujan sehingga tanah menjadi subur kemudian
tumbuh tanaman-tanamannya dan berbuah. Hal itu menunjukkan kasih sayang Allah
kepada manusia agar mereka mau bersyukur kepada-Nya.
¨ Kandungan
Surat Ash Shaad ayat 27 berisi tentang penegasan Allah SWT bahwa segala yang
diciptakan-Nya di langit dan di bumi tidak ada yang sia-sia melainkan semua itu
ada guna dan manfaatnya.
0 Tanggapan untuk "Kelas XI Bab 7: Kelestarian Lingkungan Hidup"
Post a Comment