Kelas XII Bab 12: Perkembangan Islam di Dunia
Pertumbuhan jumlah umat Islam di dunia, akhir-akhir ini begitu cepat. Islam tersebar ke seluruh pelosok dunia dan berkembang di berbagai benua. Agama Islam lahir pada abad ke-7 M di wilayah Asia Barat, tepatnya di kota suci Mekah, Arab Saudi. Dari kota suci Mekah ini, Islam menyebar ke berbagai wilayah di benua Asia, yakni di wilayah-wilayah Asia Barat, Asia Tengah, Kaukasus, Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara.
Berdasarkan data pada tahun 1990, negara-negara di Asia yang penduduknya mayoritas Islam adalah: Brunei Darussalam, Indonesia, Irak, Iran, Kuwait, Pakistan, Qatar, Suriah, Turki, Yaman, Oman, Palestina, Turmenistan, Azerbaijan, Kirghistan, Malaysia, Tadzikistan, dan Uzbekistan.
Berikut ini dikemukakan keadaan Islam dari umat Islam di salah satu negara di Asia Selatan, yaitu : Pakistan.
Pakistan (Republik Islam Pakistan)
Pakistan terletak di Asia Selatan, berbatasan dengan Iran di Barat, Afganistan di Barat Laut, India di Tenggara, Jammu dan Kashmir di Timur Laut, dan Laut Arab di Selatan. Umat Islam di Pakistan berjumlah 97 % dari seluruhh jumlah penduduk. Ibukota Pakistan adalah Islamabad, dan satuan mata uangnya adalah Rupe.
Pakistan merupakan salah satu negara yang mempunyai peranan penting dalam sejarah dan perkembangan Islam. Hal ini disebabkan antara lain karena Pakistan telah berjasa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan filsafat, serta berhasil melahirkan sejumlah lembaga pengkajian Islam dan intelektual Muslim bertaraf internasional.
Di Pakistan telah berdiri beberapa perguruan tinggi seperti : Universitas Baluchistan, Universitas Pertanian Faisalabad, Government College Lahore, dan Universitas Punjab Lahore. Selain itu, di Pakistan juga telah didirikan beberapa lembaga pengkajian ilmu-ilmu Islam seperti : Yayasan Ilmu Pengetahuan Pakistan, Akademi Ilmu-Ilmu Pengetahuan Pakistan, Pakistan Philosophical Congress, International Academic Islamic Philosophical Association, International Iqbal Forum Lahore, Academic Center Lahore, dan West Pakistan Urdu Academy Lahore. Budaya keilmuan di Republik Islam Pakistan, telah melahirkan sejumlah ilmuwan Muslim yang bertaraf Internasional, antara lain :
- Muhammad Iqbal (1873 - 1938).
- Abu A’lã al Maududi (1903 - 1979), tokoh pemikir yang cenderung ortodoks dan tradisional.
- M.M. Syarif (1893 - 1965), pendiri Pakistan Philosophical Congress, juga editor History of Muslim Phylosophy, salah satu buku terbaik untuk sejarah filsafat saat ini.
- C.A. Qadir (lahir 1909), salah satu pendiri Pakistan Philosophical Congress dan penulis buku Philosophy and Science in The Islamic World,
- Dr. Abdus Salam (lahir 1926), penerima hadiah nobel di bidang Fisika tahun 1979.
- Fazlur Rahmãn, guru besar ilmu agama Islam di Universitas Chicago, Amerika Serikat.
Biografi Sir Muhammad Iqbal (1873-1938 M)
Muhammad Iqbãl adalah seorang penyair, filsuf, dan pembaharu pemikiran Islam di abad ke-20 M. Beliau keturunan orang yang taat beragama. Ayahnya, Nur Muhammad adalah seorang Muslim saleh yang telah mendorongnya untuk menghafal Al-Quran secara teratur.
Muhammad Iqbal memperoleh pendidikan pertama di Murray College di Sialkot. Kemudian melanjutkan studinya di Government College Lahore, dan memperoleh gelar Master of Art (MA). Pada tahun 1905, ia berangkat ke Eropa untuk melanjutkan studinya dalam bidang filsafat Barat di Trinity College, Universitas Cambridge. Selain itu, beliau juga mengikuti kuliah-kuliah hukum di Lincoln’s Inn, London. Dua tahun kemudian, ia pindah ke München, Jerman, untuk memperdalam studi filsafatnya di Universitas München, dan memperoleh gelar Doctor of Philosophy (PhD).
Sumbangan pemikiran Muhammad Iqbal antara lain menjelaskan bahwa kemunduran umat Islam disebabkan oleh tiga faktor, yaitu :
1. Hancurnya Bagdád yang pernah menjadi pusat politik, kebudayaan, dan pusat kemajuan pemikiran umat Islam pada pertengahan abad ke-13.
2. Timbulnya paham fatalisme, yang menyebabkan umat Islam pasrah pada nasib dan tidak mau bekerja keras.
3. Sikap Jumud (statis) dalam pemikiran Islam.
Menurut Muhammad Iqbal jika umat Islam ingin maju, mereka harus :
1. Mengetengahkan konsep ijtihad dan paham dinamisme Islam.
2. Perlunya negara tersendiri bagi umat Islam India, terpisah dari negara Hindu. Konsep Muhammad lqbãl ini menyebabkan beliau dijuluki Bapak Pakistan.
Muhammad Iqbãl merupakan sosok cendekiawan Muslim yang sukses. Hal ini dapat dilihat dalam beberapa hal, yaitu :
- Guru bahasa Arab di Universitas London selama enam bulan.
- Pada tahun 1908, beliau kembali ke Lahore dan menjadi pengacara.
- Menjadi dosen filsafat dan sastra Inggris di Government College Lahore.
- Memberikan ceramah-ceramah di Hyderabad Madras dan Aligarh. Kemudian kumpulan ceramah beliau tersebut disusun dalam sebuah buku yang berjudul “The Reconstruction of Religious Thought of Islam” (Rekonstruksi Pemikiran Islam).
- Banyak menulis buku, yang kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti : bahasa Jerman, Perancis, Inggris, Arab, Rusia, Italia, dan Indonesia. Di antara buku karangan Muhammad lqbal itu berjudul Ilmu AI-lqtisad (Ilmu Ekonomi) dan Development of Metaphysics in Persia : A Contribution to the History of Moslem Philosophy (Perkembangan Metafisika Persia; Suatu Sumbangan Sejarah Filsafat Islam).
B. ISLAM DI BENUA EROPA
Berdasarkan kenyataan sejarah, Islam memasuki benua Eropa melalui empat periode yaitu:
1. Periode kekhalifahan Islam di Spanyol (Andalusia) selama ± 8 abad dan pemerintahan umat Islam di beberapa pulau, di antaranya: Prancis Selatan, Sicilia, dan Italia Selatan. Kekhalifahan Islam di Spanyol berakhir pada tahun 1492, setelah penguasa Kristen memaksa khalifah terakhir dari dinasti Bani Umayyah II, Abu Abdillah untuk menyerah. Setelah itu, umat Islam Spanyol dihadapkan pada tiga pilihan, yaitu: masuk Kristen, keluar dari Spanyol, atau dibunuh. Mereka banyak yang meninggalkan Spanyol dan pindah ke Benua Afrika, bahkan ada juga yang ke Benua Amerika. Demikian pula pada abad XI, bangsa Norman di Sicilia dan Italia Selatan telah menaklukkan pemerintahan Islam di Mediterania, wilayah-wilayah Prancis Selatan, Sicilia, dan Italia Selatan.
2. Adanya penyebaran tentara Mongol pada abad ke-13. Di antara penguasa Mongol, yakni Dinasti Khan beragama Islam, kekuasaannya berpusat di Sungai Volga sebelah utara Laut Kaspia dan Laut Tengah, ia meninggalkan penduduk Muslim di sekitar Sungai Volga hingga Kaukasus dan Krimea, yang terdiri dari orang-orang Tartar. Kemudian mereka menyebar ke berbagai wilayah kekaisaran Rusia, dan membangun koloni di berbagai tempat. Mereka menjadi penduduk Finlandia, wilayah Polandia, dan Ukraina.
3. Periode ekspansi kekhalifahan Turki Usmani sekitar abad ke-14 dan ke-15 ke wilayah Balkan dan Eropa Tengah. Akibat dari ekspansi itu sampai sekarang terdapat kaum Muslim keturunan Turki di Yugoslavia, Rumania, Yunani, Bosnia Herzegovina, dan di Albania. Bahkan di Albania umat Islam merupakan penduduk mayoritas.
4. Periode kaum imigran Muslim memasuki benua Eropa setelah perang dunia ke-2, terutama ke negara-negara industri, seperti: Prancis, Jerman, Inggris Belanda dan Belgia.
Di bawah ini akan dikemukakan keberadaan kaum Muslim di beberapa negara dari benua Eropa.
Spanyol
Kaum Muslim yang mendiami Spanyol dewasa ini terdiri dan keturunan umat Islam yang terusir pada peristiwa Reqonquista (1492 M), kaum imigran pencari kerja yang bertempat tinggal di Spanyol hanya untuk sementara, dan kaum imigran yang menetap di Spanyol. Jumlah mereka menurut catatan Jongen S. Nielson pada tahun 1990 adalah sebesar 250.000 orang. Mereka berasal dan Maroko, Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.
Pada tahun 1992, terdapat kesepakatan antara pemerintah Spanyol dan Comission Islamica Espana (Komisi Islam Spanyol), yang isinya :
- Kaum Muslimin diizinkan untuk memberikan pengajaran agama di sekolah negeri ataupun swasta.
- Kaum Muslimin diberi izin membangun sekolah yang dikelola sendiri.
- Izin melaksanakan ibadah di angkatan bersenjata, rumah sakit, dan penjara.
- Memperoleh keringanan pajak.
- Izin merayakan hari raya keagamaan dan difasilitasi untuk memperoleh makanan halal.
Perancis
Jumlah penduduk Muslim di Prancis cukup banyak (±7% dari total penduduk). Mereka berasal dari Aljazair, Maroko, Tunisia, Afrika, Sub Sahara, wilayah Laut Hitam, dan dari berbagai wilayah Timur Tengah (Mesir, Libanon, Suriah, Yordania, dan Irak) dan Asia Tengah (Turki, Iran, Afganistan, dan Pakistan).
Pada tahun 1992, di Prancis terdapat sekitar 1.300 organisasi Muslim. Di antara organisasi-organisasi tersebut, ada yang hanya bergerak di bidang keagamaan, terutama dakwah, seperti Jama’ah At-Tablig Wa ad Dakwah dan Foiet Pratique (Iman dan Praktik), ada juga organisasi yang menjadikan agama bukan sebagai satu-satunya tema pokok kegiatan, misalnya: Generation Egalite (Generasi Kesamaan), France Plus (Prancis Plus), dan Generation Beur (Generasi Emigran Afrika Utara). Organisasi-organisasi yang kebanyakan anggotanya berusia muda tersebut sering menyampaikan protes ketidaksetujuan mereka dijadikan warga kelas dua di Prancis.
Selama beberapa tahun terakhir ini, ada upaya untuk mengkoordinasi organisasi-organisasi kaum Muslim di Prancis yang cukup banyak itu. Hal ini ditandai dengan didirikannya Federation Nationale des Musulmans de France (FNMF = Federasi Nasional Muslim Prancis), Union des Organisation Islamiques de France (UDIF = Serikat Organisasi Islam Perancis), dan Conceil Relegieux de Islam en France (CORIF = Dewan keagamaan Islam di Perancis).
CORIF didirikan pada 6 November 1989 di bawah Departemen Dalam Negeri. Dewan ini beranggotakan 15 orang pemuka Muslim Prancis, yang tugasnya melakukan pengkajian mengenai masalah-masalah kaum Muslim Prancis.
Selain banyaknya organisasi-organisasi Islam, keberadaan kaum Muslimin di Prancis itu ditandai dengan :
a. Didirikannya masjid-masjid, pemukiman-pemukiman warga Muslim, dan sekolah-sekolah untuk warga Muslim.
b. Makin banyaknya wanita yang berjilbab di jalan-jalan.
c. Mengadakan pameran buku-buku Islam di Prancis.
d. Banyaknya toko-toko yang menyediakan makanan-makanan halal.
e. Berkembangnya beberapa kelompok tarekat (kelompok sufi), seperti Tarekat Qadiriah, Tarekat Tijaniah, Tarekat Naqsyabandiah, dan Tarekat Bektasyi.
Selain di Spanyol dan Prancis, kaum Muslim di Benua Eropa juga terdapat di negara-negara lainnya. Seperti di Inggris, Jerman, Belanda, Belgia, Swedia, Denmark, Norwegia, Swiss, Australia, dan Italia. Keberadaan kaum Muslimin di negara-negara tersebut makin meningkat, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
C. ISLAM DI BENUA AFRIKA
Dakwah Islam telah memasuki Benua Afrika semenjak Rasulullah SAW masih hidup. Pada tahun ke-5 dari kenabian, Rasulullah SAW memerintahkan beberapa orang sahabatnya (berjumlah 15 orang, 11 orang laki-laki dan 4 orang wanita) untuk berhijrah ke Habsyah (Ethiopia). Hijrah ini dipimpin oleh Usman bin Maz’un yang bertujuan untuk menghindari penyiksaan-penyiksaan, dan menyelamatkan diri dari kaum kafir Quraisy serta mendakwahkan agama Islam.
Selain itu, pada ± tahun ke-6 Hijrah, Nabi SAW mengutus sahabatnya Hatib bin Abi Balta’ah untuk menyampaikan surat dakwah (seruan masuk Islam) kepada Muqauqis (penguasa Mesir, gubernur Romawi Timur).
Media dakwah Islam ke Benua Afrika, selain dengan cara-cara tersebut di atas, juga melalui ekspansi wilayah kekuasaan umat Islam. Hal ini dimulai tatkala Umar bin Khattab menjadi khalifah (643 - 644 M atau 13 – 23 H). Melalui panglima perangnya, yakni Amr ibn ‘As, Mesir dapat dibebaskan dari penjajahan bangsa Romawi, yang waktu itu dikuasai oleh Muqauqis (gubernur Mesir yang diangkat oleh Kaisar Romawi). Setelah itu, Islam menyebar ke negara-negara di Afrika Utara serta terjadi islamisasi dan arabisasi. Hal ini terjadi pada ± abad 7 - 8 M. Di Afrika Timur, faktor arabisasi dan islamisasi tampak jelas pada kedatangan dan ekspansi Islam sejak masa-masa awal hingga abad ke 20, sedangkan penyebaran Islam ke Afrika Selatan antara lain dilakukan oleh para budak Melayu yang dibawa oleh orang-orang Eropa ke wilayah itu.
Secara umum, penyebaran Islam di Benua Afrika tidak terlepas dari persaingan antara Islam dan Kristen, serta antara Islam dan westernisasi sekuler. Walaupun begitu, Islam di Benua Afrika tetap berkembang ke arah yang lebih maju, baik kuantitas maupun kualitas.
Di Benua Afrika terdapat banyak negara yang penduduknya mayoritas umat Islam, seperti: Mesir, Libya, Tunisia, Aljazair, Maroko, Sahara Barat, Mauritania, Mali, Nigeria, Senegal, Gambia, Guinea, Somalia, dan Sudan. Sedangkan negara-negara di Benua Afrika yang umat Islamnya minoritas adalah Zambia, Uganda, Mozambique, Kenya, Congo, dan Afrika Selatan.
Di bawah ini akan dijelaskan keberadaan umat Islam di beberapa negara di Benua Afrika, yaitu di Mesir, Aijazair, dan Tunisia.
Mesir
Mesir terletak di pantai timur laut benua Afrika. Umat Islam di negeri ini merupakan mayoritas. Berdasarkan sensus 1986, jumlah umat Islam mencapai 90% dan seluruh penduduk. Ibukota Mesir ialah Kairo, dan bahasa resminya adalah bahasa Arab.
Dan tahun 623 M - 1914 M, Mesir diperintah oleh kekhalifahan dan raja raja Islam. Mesir menjadi protektorat Inggris dan tahun 1914 sampai tahun 1922 M. Mesir merdeka dari Inggris pada tahun 1922 M. Setelah merdeka, Mesir merupakan negara yang bentuk pemerintahannya ialah monarki konstitusional. Mesir menjadi negara Republik pada tanggal 18 Juni 1953, dengan presiden pertamanya Mayor Jenderal Muhammad Naguib.
Mesir merupakan negara agraris, dan hasil pertaniannya adalah kapas, padi-padian, sayur-mayur, tebu, dan buah-buahan. Selain itu, di Mesir terdapat industri tekstil, pariwisata, bahan kimia, baja, semen, pupuk, dan lain-lain.
Mesir adalah negara yang besar jasanya bagi kemajuan umat Islam di bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kebudayaan. Hal ini ditandai dengan didirikannya berbagai perguruan tinggi, dan yang tertua adalah Universitas Al-Azhär di Kairo, yang didirikan oleh Jauhar A1-Khatib As-Saqili pada tanggal 7 Ramadan 361 H (22 Juni 972 M). Selama berabad-abad, Universitas Al-Azhar ini menjadi pusat pendidikan Islam dan tempat pertemuan puluhan ribu mahasiswa Muslim yang datang dari seluruh dunia.
Di bidang arsitektur, Mesir juga memiliki bangunan-bangunan yang memiliki nilai seni yang tinggi, seperti: Al-Qasr Al-Garb (Istana Barat), Al Qasr Asy-Syarq (Istana Timur), Universitas Al-Azhar, tembok yang mengelilingi istana, dan pintu-pintu gerbang yang terkenal dengan nama Bab An-Nasr (pintu kemenangan) serta Bab Al-Fath (pintu pembukaan). Selain itu, di Mesir juga terdapat masjid-masjid yang megah nan indah, misalnya; masjid A1-Azhar, masjid Maqis, masjid Rasyidah, masjid Aqmar, masjid Saleh dan masjid raya di Qairawan yang dibangun kembali pada tahun 862 M.
Mesir biasa juga disebut: “Jumhuriyah Misr Al-Arabiyah” (Republik Arab Mesir), luas daerahnya sekitar 997.739 km2.
Aljazair
Aljazair terletak di Afrika Utara. Bentuk pemerintahannya ialah republik, adapun ibukotanya adalah Al-Jir, dan bahasa resminya ialah bahasa Arab dan bahasa Prancis. Penduduknya yang beragama Islam berjumlah 99,1% dan seluruh penduduk Aljazair diperintah oleh bangsa Romawi semenjak tahun 40 SM, oleh Vandala dan tahun 429-534 M, oleh Bizantium dan tahun 534-690 M, akhir abad ke-7 dikuasai umat Islam. Pada tahun 1830 M Aljazair diduduki oleh Prancis, dan baru pada tanggal 3 Juli 1962 memperoleh kemerdekaan.
Semenjak tahun 1980, Aljazair memasuki masa kebangkitan Islam. Hal itu ditandai antara lain oleh :
1. Semangat kehidupan beragamanya meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya kegiatan generasi muda untuk mengadakan pengkajian terhadap Islam, dan dengan adanya umat Islam yang berupaya memakmurkan masjid.
2. Perencanaan ekonomi yang lebih sistematis, bahkan menjadikan penduduk menganut mitos industrialisasi sebagai satu-satunya kekuatan, yang secara sosial bersifat integratif, dan secara ekonomi bersifat konstruktif serta menimbulkan kemerdekaan secara internasional.
3. Berdasarkan kongres partai tunggal di Aljazair, yakni The National Liberation Front (Front Pembebasan Nasional) pada tanggal 27-31 Januari 1979, maka diadakan kegiatan-kegiatan :
- Mendirikan “Pusat Latihan Imam” di Meftah, sebelah utara Al-Jir.
- Membangun Universitas Teknik Ultra Modern di Oran, mendirikan pusat perdagangan ultra modern di Oran, dan membangun pusat perdagangan serta kebudayaan Riyad Al-Feth yang bergaya barat dan kontroversial di Al-Jir.
- Pembangunan masjid-masjid.
Selain itu, di Aljazair terdapat Kementerian Agama (Wizarah As-Syu’un Al-Diniyah), yang tugas utamanya mengembangkan studi Islam dan mengenalkan tradisi Islam serta ideologi Islam. Salah satu kegiatannya adalah menyelenggarakan seminar tentang pemikiran Islam yang pertama di Batna (1969), kedua di Aures (1978), dan ketiga di Al-Jir (1980).
Untuk pengembangan dan peningkatan kualitas keislaman di Aljazair semenjak tahun 1981 - 1986 telah dibangun 160 sekolah Al-Qur’an, yang terletak di berbagai wilayah di Aljazair.
Tunisia
Tunisia terletak di Afrika Utara, bentuk pemerintahannya ialah Republik, adapun ibukotanya adalah Tunis (dulu bernama Tarsyisy). Penduduknya mayoritas beragama Islam, yakni sebanyak 99,4%.
Islam masuk ke Tunisia pada tahun 670 M. Semenjak itu, Tunisia diperintah oleh penguasa-penguasa Islam. Kemudian pada tahun 1881 Muhammad Sadiq, raja dari kerajaan Husainiyah, menyerah pada Perancis. Sejak itu, Tunisia menjadi jajahan Prancis sampai dengan memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1956 M.
Tunisia mempunyai peranan besar dalam sejarah perkembangan Islam. Melalui lembaga pendidikan Jam’iyah Zaitu nah, yang kemudian berubah menjadi Institut Ilmu-ilmu Islam, kader-kader ulama dididik dan dilatih agar kemudian menjadi ulama besar. Lembaga pendidikan tersebut berada dalam pengarahan dan pengawasan pemerintah Tunisia.
Tunisia aktif dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan ikut menentukan pengambilan keputusan tentang kebijakan-kebijakan diplomasi Timur Tengah, terutama yang menyangkut konflik di Timur Tengah, khususnya konflik Palestina dan Israel.
D. ISLAM DI BENUA AUSTRALIA DAN PASIFIK
Australia dan Pasifik termasuk wilayah baru bagi agama Islam. Islam masuk ke wilayah ini, dibawa oleh kaum Muslimin imigran setelah perang dunia I dan II. Mereka berasal dari Turki, Mesir, negara-negara Timur Tengah, dan daerah Balkan.
Bahkan di antara umat Islam imigran itu, ada pula yang berasal dari Pakistan, India, dan Indonesia.
Umat Islam Australia tersebar di berbagai negara bagian, seperti Canberra, Victoria, Australia Barat, Kepulauan Christmas, Queensland, Australia Selatan, Northern Territory, dan Tasmania.
Selain itu, umat Islam terdapat pula di Selandia Baru, Kepulauan Solomon, Vanuatu, Samoa Barat, dan Papua Nugini.
Sebagaimana di negara-negara lain yang umat Islamnya sebagai pendatang, di Benua Australia pun terdapat organisasi-organisasi Islam dan masjid-masjid yang didirikan oleh kelompok umat Islam berdasarkan asal negaranya. Misalnya, umat Islam Turki lebih banyak berkelompok sesama Muslim Turki dan kemudian membangun masjid yang dikelola berdasarkan kebiasaan Turki.
Pada tahun 1976, dibentuklah organisasi Islam yang bertaraf nasional, yaitu Australian Federation of Islamic Council (AFIC), yang tugasnya melaksanakan koordinasi, khususnya dalam dakwah Islam di seluruh wilayah Benua Australia. AFIC ini berkantor pusat di Sydney dan telah melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti berikut:
- Membentuk Islamic Council yang berkedudukan di setiap negara bagian atau teritori yang bertugas mengurus berbagai kegiatan Islam di wilayahnya.
- Menyelenggarakan perkawinan secara Islam, dengan mengambil tempat di masjid atau Islamic Center.
- Mengadakan kerjasama dengan pemerintah dalam penyembelihan hewan-hewan yang dagingnya akan diekspor ke negara-negara Islam.
- Mengangkat imam-imam masjid yang ada di Australia. Imam-imam masjid yang diangkat AFIC ini digaji oleh pemerintah Saudi Arabia.
- Mengusahakan dana dan negara-negara Arab, terutama dari Saudi Arabia untuk pembangunan masjid-masjid dan Islamic Center.
- Mengusahakan agar hukum-hukum Islam yang menyangkut keluarga, seperti perkawinan, perceraian, kuburan Islam, hari libur, dan hari-hari besar Islam diakui oleh pemerintah.
Hal lain yang menggembirakan bahwa di negara federal Australia kebebasan beragama dijamin oleh undang-undang, dan juga toleransi antarumat beragama cukup tinggi.
Selain AFIC di Australia, terdapat organisasi mahasiswa Islam yang disebut Australian Students Organization, yang giat melakukan dakwah di berbagai perguruan tinggi.
E. ISLAM DI BENUA AMERIKA
Mengenai kapan masuknya Islam ke Benua Amerika tidak ada yang tahu secara pasti. Namun ada yang menduga, Islam telah memasuki Benua Amerika sebelum pelaut Portugis, yang bernama Christoper Colombus menemukan benua itu pada tahun 1492 M.
Bukti kebenaran dugaan itu sampai sekarang masih diselidiki. Yang jelas, sejumlah kaum Muslimin dari Spanyol (Andalusia) ikut dalam pelayaran para pelaut Spanyol dan Portugal dalam pengembaraannya menemukan Benua Amerika itu. Tugas utama kaum Muslimin Spanyol itu adalah sebagai pemberi arah pelayaran kapal. Selain itu, diberitakan bahwa pada ± tahun 1500 M, ribuan kaum Muslimin Morisco (umat Islam Spanyol yang lari mencari tempat baru karena mereka dikejar-kejar dan dipaksa masuk Kristen pada peristiwa “Penaklukan Kembali” (Reconquista pada tahun 1492 M)), sudah berdatangan ke Benua Amerika. Namun sayangnya, sebagian besar kaum Muslim generasi awal di Benua Amerika tersebut musnah, karena adanya pemaksaan agama atau asimilasi di benua baru itu.
Bukti kebenaran dugaan itu sampai sekarang masih diselidiki. Yang jelas, sejumlah kaum Muslimin dari Spanyol (Andalusia) ikut dalam pelayaran para pelaut Spanyol dan Portugal dalam pengembaraannya menemukan Benua Amerika itu. Tugas utama kaum Muslimin Spanyol itu adalah sebagai pemberi arah pelayaran kapal. Selain itu, diberitakan bahwa pada ± tahun 1500 M, ribuan kaum Muslimin Morisco (umat Islam Spanyol yang lari mencari tempat baru karena mereka dikejar-kejar dan dipaksa masuk Kristen pada peristiwa “Penaklukan Kembali” (Reconquista pada tahun 1492 M)), sudah berdatangan ke Benua Amerika. Namun sayangnya, sebagian besar kaum Muslim generasi awal di Benua Amerika tersebut musnah, karena adanya pemaksaan agama atau asimilasi di benua baru itu.
Selanjutnya, pada pertengahan abad ke-15 dan ke-19 diperkirakan bahwa hampir 1/5 budak-budak dari Afrika, yang dibawa ke benua Amerika adalah beragama Islam. Namun, karena mereka mengalami kesulitan dalam mempertahankan keislamannya akhirnya banyak di antara mereka yang pindah agama.
Walaupun generasi awal dari umat Islam yang mendiami Benua Amerika itu banyak yang murtad, tetapi pada generasi berikutnya, kaum imigran Muslim secara bergelombang memasuki Benua Amerika.
1. Kaum imigran Muslim memasuki Benua Amerika sejak tahun 1875 M sampai sekarang. Mereka berasal dari berbagai negara, antara lain: Suriah, Libanon, Yordania, Palestina, dan Mesir.
Adapun kegiatan-kegiatan kaum Muslim imigran di Benua Amerika itu sebagai berikut :
- Membangun masjid-masjid dan pusat-pusat kegiatan Islam. Menurut laporan Steven Borbuza, seorang wartawan Muslim Amerika Serikat, di seluruh Amerika Serikat terdapat 1.200 masjid. Pusat Islam di Taledo dan Ohio, mempunyai anggota sekitar 600 keluarga dengan latar belakang negara dan etnis beragam, mempunyai tempat salat Jumat yang luas, sekolah-sekolah, toko-toko buku, klinik, kamar mayat, tempat pemakaman, lapangan rekreasi, dan fasilitas dapur dengan makanan yang cukup. Pusat-pusat Islam seperti itu terdapat pula di Los Angeles, San Diego, Houston, dan New Jersey.
- Membentuk organisasi-organisasi Islam. Pada tahun 1952, mendirikan IMS (International Muslim Society = Masyarakat Muslim Internasional). Organisasi ini didirikan atas prakarsa Abdullãh Igram seorang Muslim kelahiran Amerika, dengan tujuan mempertahankan kebudayaan Islam dan meningkatkan kegiatan dakwah di Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1954, organisasi ini pada konferensinya yang ketiga di Chicago diubah namanya menjadi Federation of Islamic Associations (FIA= Federasi Asosiasi Islam).
2. Pada tahun 1963 M, para mahasiswa Muslim berkumpul di Universitas Illinois, Champaga, Urbana untuk mendirikan himpunan mahasiswa Muslim yang bernama Muslim Student Association (MSA). Usaha-usaha organisasi ini antara lain :
- Memberi kesempatan pada para mahasiswa untuk mempelajari Islam dalam konteks modern.
- Pada tahun 1966 mendirikan organisasi International Islamic Federation of Student Organizations (Federasi Organisasi-organisasi Mahasiswa Islam Internasional = IIFSO) di Universitas Ibadan, Nigeria.
- Pada tahun 1967, MSA mendirikan Islamic Medical Association (Himpunan kedokteran Islam).
- Pada tahun 1972, MSA mendirikan organisasi Association of Muslim Social Scientits (Himpunan Ilmuwan Sosial Muslim = AMSS). Kegiatan AMSS ini antara lain : bekerja sama dengan International Institute of Islamic Thought (Institut International Untuk Pemikiran Islam = IIIT), dan menerbitkan American Journal of Islamic Social Sciences (Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Islam di Amerika) AJISS.
3. Pada tahun 1982, MSA mendirikan Islamic Society of North America (Perhimpunan Islam Amerika Utara atau ISNA).
ISNA merupakan organisasi Islam terbesar di Amerika Serikat yang berkantor pusat di Plainfield, Indiana. Kegiatan ISNA ini antara lain :
- Mengadakan pertemuan tahunan organisasi yang mampu menghadirkan 5000 peserta.
- Mengadakan ceramah dan diskusi tentang Islam dan umat Islam di Amerika.
- Mengadakan pameran buku, kaset-kaset, busana-busana islami, makanan halal, dan berbagai layanan perbankan Islam.
UMAT ISLAM KULIT HITAM
Kaum Muslim kulit hitam di Amerika Serikat jumlahnya cukup besar. Pada tahun 1931 M, atas prakarsa Wallace Fard Muhammad didirikanlah Organisasi Black Muslim (Kaum Muslim Kulit Hitam) di Detroit, yang juga dikenal dengan sebutan Nation of Islam (NOI = Bangsa Islam). Pada tahun 1934 M, Wallace Fard Muhammad meninggalkan Amerika. Kemudian organisasi Black Muslim dipimpin oleh Elijah Muhammad (1897 - 1975 M). Elijah adalah putra seorang pendeta Baptis di Georgia, yang pergi ke Detroit untuk mencari kerja dan menjalin hubungan akrab dengan Wallace F.M.
Elijah Muhammad membuka markas besar organisasi Black Muslim ini di Chicago. Selama kepemimpinannya, organisasi ini mengalami konsolidasi yang kukuh, dan tumbuh dengan pesat. Banyak tokoh-tokoh yang masuk Islam, seperti Malcolm Little (Malcolm X), anak seorang pendeta baptis dan seorang orator ulung, yang setelah menunaikan ibadah haji, namanya diganti menjadi Al-Hajj Malik Al-Shabaz. Begitu pun dengan bekas juara tinju kelas berat Cassius Clay, yang kemudian namanya diganti menjadi Muhammad Ali. Pada masa kepemimpinan Elijah Muhammad, telah terbit “Muhammad Speaks” yang kemudian diganti nama menjadi Bilalian News (Kabar Kaum Bilali atau Muslim Kulit Hitam).
Elijah Muhammad meninggal dunia pada tanggal 25 Februari 1975. Adapun jasa-jasa Elijah Muhammad antara lain :
- Membangun banyak masjid dan sekolah.
- Di bidang organisasi, ia telah meninggalkan jamaah yang besar dan teratur.
- Di bidang ekonomi, ia telah mewariskan uang senilai lebih kurang 80 juta dolar yang ditanam di berbagai perusahaan.
- Telah berhasil mengangkat martabat kaum Muslim negro dalam bidang sosial, ekonomi, dan pendidikan.
Adapun yang menggantikan Elijah Muhammad sebagai imam ialah putranya, yang bernama Waris Deen Muhammad atau Warisuddin Muhammad. Mengenai usaha-usaha yang telah dilakukan oleh Warissuddin Muhammad, antara lain :
1. Meningkatkan usaha dakwah Islam, yang tidak saja ditujukan kepada orang orang berkulit hitam, tapi kepada seluruh umat manusia, apa pun warna kulitnya.
2. Meluruskan ajaran-ajaran yang kurang tepat yang telah diajarkan oleh para pendahulunya, dengan mengembalikannya kepada tuntunan AI-Qur’an dan Hadis. Ia berusaha memantapkan dua kalimat syahadat kepada para pengikutnya.
3. Mendorong para pengikutnya untuk mengambil bagian dalam kehidupan sosial dan politik negara yang lebih luas.
4. Mengubah nama Nation of Islam (NOI) menjadi World Community of Islam in the West (WCI = Komunitas Dunia Islam di Barat) pada tahun 1976 M. Ini dimaksudkan agar sasaran dan dakwah Islam lebih luas lagi. Selain itu, ia juga mempopulerkan sebutan Bilalian People atau Bilalian American sebagai pengganti da Black Muslim.
5. Membentuk Majelis Imam (Council of Imam) pada tahun 1976. Majelis ini terdiri dari 6 orang. Setiap imam mengkoordinir kegiatan Islam di wilayahnya masing-masing, seperti pengumpulan dan penyaluran zakat, penyelenggaraan pendidikan, urusan dakwah, dan perdagangan.
6. Membenahi tata tertib di dalam masjid, yaitu menyingkirkan kursi-kursi dalam masjid akibat pengaruh gereja, maka sejak Warisuddin menjadi imam, kursi-kursi itu ditiadakan. Demikian juga ia telah menghilangkan kebiasaan umat Islam kulit hitam yang suka berpuasa pada setiap bulan Desember, di mana Imam Warisuddin menegaskan bahwa kewajiban puasa bagi umat Islam itu harus seragam, yaitu pada setiap bulan Ramadhan.
7. Mengganti nama “World Community in the West” menjadi “American Moslem Mission (AMM)” pada tanggal 30 April 1980. Perubahan ini dimaksudkan sebagai penegasan bahwa tugas pokok organisasi ini adalah dakwah (mission), sebagai organisasi bersifat nasional (bangsa Amerika), dan kaum Muslim Amerika menjadi bagian dari umat Islam dunia.
Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh Warisuddin Muhammad tersebut disambut baik oleh para pemimpin dunia Islam, sehingga pada tahun 1978 M Warisuddin diundang untuk menghadiri Konferensi Menteri Luar Negeri Negara-Negara Islam. Ia mendapat gelar “Mujaddid”, yang artinya pembaharu.
Jumlah masjid di Amerika Serikat cukup banyak, baik yang didirikan oleh kaum Muslim kulit hitam maupun oleh Muslim lainnya. Masjid yang indah terlerak di Washington, yang dibangun pada tahun 1952.
Sedangkan masjid yang paling besar terlerak di Detroit, yakni Islamic Center Detroit yang dibangun anrara tahun 1962 - 1968 oleh para jamaah, atas bantuan pemetintah Saudi Arabia, Mesir, Iran, dan Libanon. Masjid tersebut dilengkapi dengan perpustakaan yang berisi buku-buku Islam berbahasa Inggris.
Di Kanada jumlah umat Islam cukup banyak, hal ini ditandai dengan terdapatnya masjid hampir di setiap kota besar. Bahkan banyak bangunan lain yang dijadikan tempat ibadah. Masjid yang pertama dibangun di Kanada, bahkan salah satu masjid tertua di Amerika Serikat, adalah Masjid Ar-Rasyid di Edmonton Alberta, didirikan tahun 1931 M. Selain itu, organisasi-organisasi Islam pun banyak terdapat di Kanada.
0 Tanggapan untuk "Kelas XII Bab 12: Perkembangan Islam di Dunia"
Post a Comment