Makna Islam
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ واَلصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ
عَلَى مُحَمَّدٍ اَلْمَبْعُوْثِ
رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ اهْتَدَى بِهُدَاهُ
وَعَمِلَ بِسُنَّتِهِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أًمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ خَيْرَ
الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ
وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya berwasiat kepada diri saya sendiri
dan kepada saudara-saudara sekalian, marilah kita tingkatkan Islam, iman dan
taqwa kita kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala karena hanya dengan Islam, iman
dan taqwa itulah kita akan mendapatkan kebahagiaan baik di dunia terlebih lagi
Insya Allah di akhirat.
Untuk itu pada khutbah kali ini mengambil sebuah judul “MAKNA ISLAM”
As-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam kitab “Ushul Tsalatsah”, berkata:
اْلإِسْلاَمُ هُوَ اْلاِسْتِسْلاَمُ لِلَّهِ بِالَّتْوِحْيِد
وَاْلاِنْقِيَادُ لَهُ بِالطَّاعَةِ وَاْلاِبْتِعَادُ عَنِ الشِّرْكِ.
Artinya: “Islam itu ialah berserah diri kepada Allah dengan meMaha EsakanNya
dalam beribadah dan tunduk dengan melakukan ketaatan dan menjauhkan diri dari
syirik.”
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 112:
Artinya: “(Tidak demikian), bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada
Allah sedang ia berbuat kebajikan,maka baginya pahala pada sisi TuhanNya dan
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
Adapun sendi-sendi Islam itu ada lima sebagaimana yang telah disabdakan
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Al-Bukhari dan Muslim.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ
عَلَى خَمْسٍ؛ شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ
اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ
رَمَضَانَ.
Artinya: “Dari Abdillah bin Umar Radhiallaahu anhu Berkata: Aku mendengar
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: “Islam itu didirikan atas lima
perkara:
1.
Bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang
berhak disembah dengan benar selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah
2.
Mendirikan shalat
3.
Mengeluarkan zakat.
4.
Menunaikan ibadah haji
5.
Berpuasa di bulan Ramadlan.”
Inilah sendi-sendi Islam, yang menyebabkan seseorang keluar dari lingkaran
kekafiran dan yang menyebabkan seseorang masuk Surga dan jauh dari siksa
Neraka.
Ma’asyiral
Muslimin rahimakumullah
Lima sendi tersebut di atas merupakan rukun Islam. Barangsiapa menjalankannya
dengan sempurna, maka ia termasuk muslim yang sempurna imannya, dan barangsiapa
yang meninggalkan seluruhnya, maka ia adalah kafir yang nyata. Dan
barangsiapa mengingkari salah satu dari padanya, maka para ulama’ bersepakat
bahwa ia bukan muslim. Dan barangsiapa yang meyakini seluruhnya dan ia
menelantarkan salah satu darinya selain syahadat maka ia adalah fasiq dan
barangsiapa yang beramal hanya sebatas lisannya saja tanpa dibarengi dengan
I’tigad, maka ia adalah munafiq.
Allah Ta’ala berfiman dalam surat Ali Imran ayat 19.
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang benar) di sisi Allah hanyalah Islam”.
Maksud dari ayat di atas, bahwa sesungguhnya tidak ada agama yang diterima di
sisiNya dari seseorang selain Islam.
Maka barang siapa menganut suatu agama selain syari’at nabi Muhammad
Shallallaahu alaihi wa Salam setelah
diutusnya beliau, maka agama itu tidak di
terima di sisi Allah Subhannahu wa Ta'ala .
Allah
berfirman dalam surat Ali Imran ayat 85.
Artinya: “Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali
tidak akan diterima daripadanya, sedang ia di akhirat kelak termasuk golongan
orang yang merugi.”
Yakni barangsiapa menjalankan agama selain apa yang disyari’atkan oleh Allah kepada
RasulNya, maka tak akan diterima daripadanya di sisi Allah dan ia kelak di
akhirat termasuk di antara orang-orang yang merugi.
Sebagaimana sabda nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam dalam hadist yang
shahih:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.
Artinya: “Barangsiapa melakukan suatu amal, yang tidak didasari keterangan
kami, maka ia adalah tertolak”.
Berdasarkan hadist di atas telah jelas sekali bagi para hamba yang beriman
kepada Allah dan hari akhir, bahwa apa saja yang berhubungan dengan syariat,
baik dari segi aqidah maupun ibadah, baru akan diterima di sisi Allah apabila
hal itu sesuai dengan apa-apa yang telah diajarkan oleh Allah kepada RasulNya.
Sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran
ayat 31.
Artinya: “katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha Pengampun lagi
Maha penyayang.”
Dan Allah Ta’ala telah berfirman pula, dalam surat Al-Hasyr ayat 7.
Artinya: “Apa yang diberikan oleh rasul maka terimalah ia. Dan apa yang di
larangnya bagimu maka tinggalkanlah dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah sangat keras hukumanNya.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Bila dipandang dari sejak syari’at di turunkan sampai hari akhir nanti, maka
Islam itu dapat dibagi dua, yaitu:
1.
Islam dipandang dari segi umum
2.
Islam dipandang dari segi khusus
Islam dipandang dari segi umum, bahwa sejak rasul yang pertama sampai hari
akhir nanti, syari’at mereka adalah Islam yang berarti, tunduk beribadah hanya
kepada Allah semata, karena itu mereka disebut Al-Muslimun.
Islam dipandang dari segi khusus, bahwa sejak diutusnya Rasul yang terakhir,
yang mana ia adalah penyempurna bagi syari’at sebelumnya, serta menjadi penutup
bagi segenap rasul, maka barangsiapa dari ummat manusia, yang tidak beriman
kepada Nabi Muhammadsaw , maka ia kafir.
Sebagaimana yang tersebut di dalam hadist yang shahih bahwa Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ
لاَ يَسْمَعُ بِيْ أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ اْلأُمَّةِ يَهُوْدِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ
ثُمَّ يَمُوْتُ وَلَمْ يُؤْمِنُ بِالَّذِيْ أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ
أَصْحَابِ النَّارَ. (رواه مسلم)
Artinya: Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , dari Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Salam, beliau bersabda: “Demi dzat yang diri Muhammad berada di
tanganNya, tidaklah seseorang mendengar tentang aku dari umat ini, baik itu
kaum Yahudi atau kaum Nasrani, kemudian meninggal sementara ia belum mau beriman
kepada apa yang aku bawa, melainkan ia akan menjadi penghuni Neraka.” (hadits
Muslim)
أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ اِنَّهُ هُوَ
الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْ لاَ أَنْ
هَدَانَا اللهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ وَنَحْنُ لَهُ مُخْلِصُوْنَ. وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَنَحْنُ لَهُ تَابِعُوْنَ.
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، صَلِّ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا
عِبَادَ اللهِ، رَحِمَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فِي
السِّرِ وَالْعَلَنَ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَأَطِيْعُوْهُ
وَالرَّسُوْلَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَاعْلَمُوْا أَيَّهُاَ الْمُؤْمِنُوْنَ،
أَنَّ اللهَ تَعَالَى صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ تَقْدِيْمًا وَبَدَأَ بِنَفْسِهِ
تَعْلِيْمًا، وَقَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ أَجْمَعِيْنَ.
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعَوَاتِ.
اَللَّهُمَّ
أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً
وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ
هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ
وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ
رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ
اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي
الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
0 Tanggapan untuk "Makna Islam"
Post a Comment