Masterpiece Sahih Muslim
Selain sebagai perawi handal dan sangat teliti, Imam Muslim juga seorang penulis
yang cukup produktif. Lebih dari sepuluh buku ia tulis, kebanyakan tentang
ketauhidan dan fikih. Warisan berharga Imam Muslim itu di antaranya Al Jami' as
Sahih (Sahih Muslim), Al Musnadul Kabir (kitab yang menerangkan nama-nama para
perawi Hadis).
Selain itu, ia juga menulis buku Kitabul Asma' wal Kuna, Kitab al 'Ilal, Kitabul Aqran, Kitabu Su'alatihi Ahmad bin Hambal, Kitabul Intifa' bi Uhubis Siba', Kitabul Muhadramin, Kitabu man Laisa lahu illa Rawin Wahid, Kitab Auladis Sahabah, dan Kitab Awhamil Muhadditsin.
Di antara kitab-kitab tersebut yang paling agung dan sangat bermanfat luas, serta masih tetap beredar hingga kini ialah Al Jami' as Sahih, dikenal juga dengan sebutan Sahih Muslim. Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab yang paling sahih dan murni sesudah Kitabullah. Kedua kitab Sahih ini diterima baik oleh segenap umat Islam.
Kelebihan kitab Sahih Muslim, sebagaimana ditulis Jamil Ahmad dalam Hundred Great Muslims --dan karenanya membedakan dengan kitab-kitab sejenis-- di antaranya, pada aspek himpunan dan pembagian yang berdasarkan bab. Dengan metode ini, mudah terlihat adanya hubungan yang erat antara Sahih Muslim dan gagasan yang sama dalam fiqh. Selain itu, Imam Muslim memberi perhatian khusus pada masalah Isnad (urutan perawi otentik) yang berguna sebagai pembuka untuk teks (matan) yang sama atau hampir sama.
Untuk mencapai hasil maksimal seperti itu, Imam Muslim mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meneliti dan mempelajari keadaan para perawi, menyaring Hadis-hadis yang diriwayatkan, membandingkan riwayat-riwayat satu sama lain. Muslim sangat teliti dan hati-hati dalam menggunakan lafaz-lafaz, dan selalu memberikan isyarat akan adanya perbedaan antara lafaz-lafaz itu. Dengan usaha yang sedemikian rupa, maka lahirlah kitab Sahihnya tersebut.
Bukti konkret mengenai keagungan kitab itu ialah suatu kenyataan, di mana Imam Muslim me-resume isi kitabnya dari ribuan riwayat yang pernah didengarnya. Diceritakan, ia pernah berkata: "Aku susun kitab Sahih ini yang disaring dari 300.000 Hadis."
Riwayat lain dari Ahmad bin Salamah yang menyatakan: "Aku menulis bersama Muslim untuk menyusun kitab Sahihnya itu selama 15 tahun. Kitab itu berisi 12.000 buah Hadis." Sementara itu, Ibn Shalah menyebutkan dari Abi Quraisy al Hafiz, bahwa jumlah hadis Sahih Muslim itu sebanyak 4.000 buah Hadis. Kedua pendapat tersebut dapat kita kompromikan, bahwa perhitungan pertama memasukkan Hadis-hadis yang berulang-ulang penyebutannya, sedangkan perhitungan kedua hanya menghitung Hadis-hadis yang tidak disebutkan berulang.
Selain itu, ia juga menulis buku Kitabul Asma' wal Kuna, Kitab al 'Ilal, Kitabul Aqran, Kitabu Su'alatihi Ahmad bin Hambal, Kitabul Intifa' bi Uhubis Siba', Kitabul Muhadramin, Kitabu man Laisa lahu illa Rawin Wahid, Kitab Auladis Sahabah, dan Kitab Awhamil Muhadditsin.
Di antara kitab-kitab tersebut yang paling agung dan sangat bermanfat luas, serta masih tetap beredar hingga kini ialah Al Jami' as Sahih, dikenal juga dengan sebutan Sahih Muslim. Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab yang paling sahih dan murni sesudah Kitabullah. Kedua kitab Sahih ini diterima baik oleh segenap umat Islam.
Kelebihan kitab Sahih Muslim, sebagaimana ditulis Jamil Ahmad dalam Hundred Great Muslims --dan karenanya membedakan dengan kitab-kitab sejenis-- di antaranya, pada aspek himpunan dan pembagian yang berdasarkan bab. Dengan metode ini, mudah terlihat adanya hubungan yang erat antara Sahih Muslim dan gagasan yang sama dalam fiqh. Selain itu, Imam Muslim memberi perhatian khusus pada masalah Isnad (urutan perawi otentik) yang berguna sebagai pembuka untuk teks (matan) yang sama atau hampir sama.
Untuk mencapai hasil maksimal seperti itu, Imam Muslim mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meneliti dan mempelajari keadaan para perawi, menyaring Hadis-hadis yang diriwayatkan, membandingkan riwayat-riwayat satu sama lain. Muslim sangat teliti dan hati-hati dalam menggunakan lafaz-lafaz, dan selalu memberikan isyarat akan adanya perbedaan antara lafaz-lafaz itu. Dengan usaha yang sedemikian rupa, maka lahirlah kitab Sahihnya tersebut.
Bukti konkret mengenai keagungan kitab itu ialah suatu kenyataan, di mana Imam Muslim me-resume isi kitabnya dari ribuan riwayat yang pernah didengarnya. Diceritakan, ia pernah berkata: "Aku susun kitab Sahih ini yang disaring dari 300.000 Hadis."
Riwayat lain dari Ahmad bin Salamah yang menyatakan: "Aku menulis bersama Muslim untuk menyusun kitab Sahihnya itu selama 15 tahun. Kitab itu berisi 12.000 buah Hadis." Sementara itu, Ibn Shalah menyebutkan dari Abi Quraisy al Hafiz, bahwa jumlah hadis Sahih Muslim itu sebanyak 4.000 buah Hadis. Kedua pendapat tersebut dapat kita kompromikan, bahwa perhitungan pertama memasukkan Hadis-hadis yang berulang-ulang penyebutannya, sedangkan perhitungan kedua hanya menghitung Hadis-hadis yang tidak disebutkan berulang.
0 Tanggapan untuk "Masterpiece Sahih Muslim "
Post a Comment