Shalat Sebagai Kewajiban Orang Muslim
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى
اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا
اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ
الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ
بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا
الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ
وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ
صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya mengajak jama’ah jum’at sekalian,
khususnya diri saya pribadi untuk menambah ketaqwaan kita kepada Allah
Subhannahu wa Ta'ala , yaitu dengan memperbanyak amal ibadah kita sebagai bekal
untuk menghadap Illahi Rabbul Jalil. Serta melaksanakan segala perintah dan
meninggalkan segala laranganNya.
Seperti firman Allah:
Artinya: “Dan berbekallah kalian, karena sebaik-baik bekal adalah taqwa,
dan bertaqwalah kepadaKu wahai orang-orang yang menggunakan akalnya.”
Jama’ah jum’ah Rahimakumullah
Kita hidup bukanlah semata-mata mementingkan urusan dunia, sebab urusan
ukrawi adalah lebih penting. Kehidupan dunia terbatas oleh usia dan waktu dan
kelak pada saatnya kita akan kembali ke alam yang tiada terbatas waktu. Semua
amal perbuatan kita selama di dunia akan diminta pertanggungjawabannya, karena
amal perbuatan tersebut merupakan tabungan akhirat.
Kebahagiaan dunia dapat diperoleh melalui keuletan berusaha dan dapat
dinikmati hasilnya selagi hidup, baik berwujud materi kebendaan maupun yang
hanya dirasakan oleh perasaan batin. Sebaliknya kebahagiaan akhirat tidak
nampak sekarang, namun dapat dicapai dengan jalan mengikhlaskan diri dalam
Ibadat khusu’ dalam shalat serta menjauhi semua yang dibenci oleh Allah
Subhannahu wa Ta'ala .
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia.
Bila suara adzan bergema, membahana membelah dunia untuk menyeru manusia
memenuhi panggilan Illahi.
Apabila suara adzan masuk ke dalam hati orang yang benar-benar beriman,
spontan hatinya akan gemetar dan takut, terbayang segala ke Maha Besaran dan ke
Maha Kuasaan Allah Subhannahu wa Ta'ala. Maka dengan hati yang penuh takut dan
ikhlas, ia penuhi panggilan dari Allah, ia tinggalkan semua urusan dunia untuk
sujud menghadap Illahi.
Firman Allah dalam Al-Qur’an:
Artinya: “Dan tidaklah mereka disuruh, kecuali supaya menyembah Allah
dengan mengikhlaskan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama yang lurus,
dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian
itulah yang lurus.” (Al-Bayyinah: 5).
Berbeda sekali dengan orang yang jauh dari hidayah dan taufik Allah
Subhannahu wa Ta'ala .
Suara adzan dianggapnya sebagai suara yang biasa, gema adzan tak sedikitpun
mengetuk hatinya untuk memenuhi panggilan Allah. Ibarat kata, masuk telinga
kiri keluar telinga kanan, tanpa memberikan kesan dan bekas sedikitpun juga
pada dirinya. Telinganya sudah tuli dengan panggilan Allah, mata hatinya sudah
buta dengan seruan adzan. Begitulah hati orang yang sudah tertutup dari Inayah
dan Hidayah Allah Subhannahu wa Ta'ala .
Firman Allah dalam Al-Qur’an:
Artinya: “Menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya maka
kelak mereka akan menemui kesesatan.” (Maryam: 59).
Orang yang sombong, bukan saja orang yang memamerkan kekayaan, bukan pula
orang yang membanggakan jabatan dan sebagainya. Tetapi juga orang yang tidak
mengerjakan shalatpun bisa dikatakan orang yang paling sombong. Mengapa tidak?
Bukankah Allah Subhannahu wa Ta'ala , yang telah menjadikan dirinya dari
segumpal darah dan daging hingga menjadi manusia.
Firman Allah Subhannahu wa Ta'ala :
أَقِيْمُوا
الصَّلاَةَ لِذِكْرِيْ.
Artinya: “Dirikanlah shalat untuk mengingatku.”
Dari ayat di atas, kita diwajibkan oleh Allah untuk men-dirikan shalat
dengan tujuan mengingatNya. Karena dengan shalatlah kita coba mendekatkan diri
dan selalu mengingat Allah, dalam keseharian kita, dan inipun adalah kewajiban
bagi kita sebagai seorang muslim.
Firman Allah dalam Al-Qur’an:
Artinya: “Tidakkah Aku jadikan Jin dan Manusia kecuali untuk
menyembahKu” (Adz-Dzariyat: 7).
Berdasarkan ayat di atas, maka merupakan kewajiban kita untuk mengabdi dan
menyembah hanya kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala . Dengan menunaikan shalat
lima waktu dalam sehari semalam sebagai tanda pengabdian kita kepada Allah
Al-Khalik.
Kaum muslimin rahimakumullah .
Terkadang orang yang tidak mengerjakan shalat itu bukan tidak tahu, bahwa
shalat adalah tiang agama.
Bahkan mungkin orang itupun tahu shalat itu bisa mencegah dari kejahatan
dan kemungkaran.
Firman Allah Ta’ala:
Artinya: “Sungguh shalat itu dapat mencegah perbuatan keji dan munkar.
Sedangkan mengingat Allah amat besar (manfaatnya) Allah tahu apa yang kamu
perbuat.”
Firman Allah pula:
Artinya: “Yang mendirikan sembahyang, menunaikan zakat dan yakin
terhadap adanya akhirat, merekalah orang-orang yang berjalan di atas pimpinan
Tuhan, merekalah orang yang jaya.” (Luqman: 4-5).
Pada suatu hari Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bertanya pada
sahabat-sahabatnya:
أَرَأَيْتُمْ
لَوْ أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ
مَرَّاتٍ هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ؟ قَالُوْا: لاَ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ
شَيْءٌ. قَالَ: فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ، يَمْحُو اللهُ بِهِنَّ
الْخَطَايَا. (متفق عليه).
Artinya: “Apakah pendapat kamu, apabila di muka pintu salah satu rumah
kamu ada satu sungai yang kamu mandi padanya tiap hari lima kali. Adakah
tinggal olehnya kotoran?” Serentak sahabat menjawab: “Tidak ada, Ya
Rasulallah”. Beliau bersabda: “Maka begitu juga perumpamaan shalat lima
waktu, dengan itu Allah menghapus kesalahan.” (Muttafaq ‘alaih).
Manusia memang sungguh pandai, mereka dapat men-jadikan baja yang
tenggelam, menjadi sebuah kapal yang sanggup membawa barang-barang yang berat.
Merekapun sanggup membikin baja yang berat menjadi sebuah pesawat yang
dapat terbang kesana-kemari. Tetapi sayang mereka tidak pandai bersyukur kepada
Allah atas segala rahmatNya, tidak meluangkan waktu bersujud menghadapNya.
بَارَكَ اللهُ
لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ.
فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah
Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْ لاَ أَنْ هَدَانَا
اللهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَلاَ
نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ وَنَحْنُ لَهُ مُخْلِصُوْنَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَنَحْنُ لَهُ تَابِعُوْنَ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ، صَلِّ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛
فَيَا عِبَادَ
اللهِ، رَحِمَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فِي السِّرِ
وَالْعَلَنَ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَأَطِيْعُوْهُ وَالرَّسُوْلَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَاعْلَمُوْا أَيَّهُاَ الْمُؤْمِنُوْنَ، أَنَّ اللهَ
تَعَالَى صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ تَقْدِيْمًا وَبَدَأَ بِنَفْسِهِ تَعْلِيْمًا،
وَقَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى
النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ أَجْمَعِيْنَ.
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعَوَاتِ.
اَللَّهُمَّ
أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً
وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ
هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ
وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ
رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ
وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
0 Tanggapan untuk "Shalat Sebagai Kewajiban Orang Muslim"
Post a Comment