Khutbah Jum'at: Cinta Menurut Nabi dan Sahabatnya
اَلْحَمْدُ للهِ
الَّذِيْ خَلَقَ الْخَلْقَ وَقَدَّرَ الأَشْيَاءَ، وَاصْطَفَى مِنْ عِبَادِهِ
الرُّسُلَ وَالأَنْبِيَاءَ، بِهِمْ نَقْتَدِي وَبِهُدَاهُمْ نَهْتَدِي، نَحْمَدُهُ
سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى بِمَا هُوَ لَهُ أَهْلٌ مِنَ الحَمْدِ وَأُثْنِي عَلَيْهِ،
وَنُؤْمِنُ بِهِ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْهِ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ، أَنْزَلَ عَلَيْهِ رَبُّهُ
الْقُرْآنَ الْمُبِيْنَ, هُدًى وَنُوْرًا لِلْمُؤْمِنِيْنَ، وَجَعَلَ رِسَالَتَهُ
رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى سَائِرِ
الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ, وَآلِ كُلٍّ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ
لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ, فَيَا عِبَادَ اللهِ
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
Hadirin Jumah Yang Berbahagia
Khutbah kita kali ini akan mengkaji konsep cinta sesuai dengan
apa yang pernah ditawarkan dan dicontohkan oleh Rasul Saw dan para sahabatnya.
Namun sebelumnya, ada baiknya disampaikan satu hal mengenai
pendapat ulama terhadap keabsahan suatu riwayat atau hadis supaya lebih jelas
persoalan yang akan kita bahas dalam khutbah ini.
Para Hadirin Yang Berbahagia
Secara garis besar, ada dua klasifikasi atau pembagian hadis,
yaitu; shohih dan ghoiru
shohih. Untuk hadis yang shohih adalah sudah jelas boleh dan legal
digunakan untuk sebagai dasar pengambilan hukum-hukum syariah yang meliputi
wajib, mubah, sunnah, makruh dan haram. Kemudian untuk hadis yang ghoiru shohih, maka
dibagi lagi ke dalam pembagian terperinci yang bisa dipelajari lebih lanjut
dalam disiplin ilmu Mustholahul Hadis. Nah, di antara Hadis ghoiru shohih itu
terdapat kelompok Hadis yang disebut sebagai hadis dlo`if atau lemah. Hadis seperti ini oleh
Imam an-Nawawi dianggap boleh dijadikan landasan terhadap hal-hal di luar
kewajiban dan keharaman, yaitu hal-hal yang baik seperti konsep hidup
bertetangga, konsep pergaulan sosial dan semacamnya, dengan syarat-syarat
tertentu di antaranya adalah harus didukung oleh dalil-dalil lain yang sudah
jelas keshahihannya.
Nah, berikut ini akan kita kaji sebuah hadis atau riwayat yang
memang belum tergolong shahih, namun seperti yang dinyatakan Imam an-Nawawi
tadi adalah tidak keliru jika kita ambil sebagai landasan hikmah dan penggalian
nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman hidup kita
sebagai makhluk sosial yang pasti selalu berinteraksi dengan antarsesama.
Hadirin Rohimakumullah
Dalam sebuah kitab yang bertitel Al-Mawâhib Al-Laduniyyah,
disebutkan sebuah riwayat yang lumayan panjang redaksinya yaitu:
جلس رسول الله صلى الله عليه وسلم مع
اصحابه رضي الله عنهم وسألهم مبتدأ بأبي بكر ماذا تحب من الدنيا؟
فقال ابي بكر ( رضي الله عنه) أحب من
الدنيا ثلاثا الجلوس بين يديك – والنظر اليك – وأنفاق مالي عليك. وانت يا عمر؟ قال احب ثلاثا :امر بالمعروف ولو كان سرا –
ونهي عن المنكر ولو كان جهرا – وقول الحق ولو كان مرا، وانت يا عثمان؟ قال احب ثلاثا: اطعام الطعام – وافشاء السلام – والصلاة باليل والناس
نيام، وانت يا علي؟ قال احب ثلاث: اكرام الضيف – الصوم بالصيف – وضرب العدو بالسيف،ثم سأل
أبا ذر الغفاري: وأنت يا أبا ذر : ماذا تحب في الدنيا ؟ قال أبو ذر:أحب في الدنيا ثلاثأ :الجوع؛ المرض؛ والموت ،فقال له النبي
(صلى الله عليه وسلم): ولم؟ فقال أبو
ذر:أحب الجوع ليرق قلبي؛ وأحب المرض ليخف ذنبي؛ وأحب الموت لألقى ربي، فقال النبي(صلى الله عليه وسلم) حبب إلى من دنياكم ثلاث
الطيب؛ والنساء؛ وجعلت قرة عيني في الصلاة. وحينئذ تنزل جبريل عليه السلام وأقرأهم
السلام وقال: وانأ أحب من دنياكم ثلاث تبليغ
الرسالة؛ وأداء الأمانة؛ وحب المساكين؛ ثم صعد إلى السماء وتنزل مرة أخرى؛ وقال :
الله عز وجل يقرؤكم السلام ويقول: انه يحب من دنياكم ثلاث لسانا ذاكرا ؛ وقلبا خاشعا؛ وجسدا على البلاء صابرا
Hadirin Yang Berbahagia
Riwayat yang sangat panjang itu kurang lebih artinya adalah:
Suatu ketika Nabi Saw berkumpul bersama beberapa sahabatnya. Nabi bertanya
kepada Abu Bakar, “Apa yg kamu senangi dari dunia ini?” Abu Bakar menjawab,
“Aku senang 3 hal: duduk bersamamu, memandangimu, dan menginfaqkan seluruh
hartaku untukmu.” Lalu Nabi bertanya hal yg sama kepada Umar, dan Umar
menjawab, “Aku juga senang 3 hal: amar ma’ruf, nahi mungkar, dan berkata benar
meskipun pahit.” Kemudian Nabi bertanya kepada Utsman bin Affan, dan Ustman
menjawab, “Akupun menyukai 3 hal: memberi makan kepada yang lapar, mengucap
salam, dan sholat malam ketika orang-orang sedang tidur lelap.” “Lalu kamu,
Wahai Ali?” Ali menjawab, “Aku juga menyukai 3 hal: memuliakan tamu, puasa di
musim panas, dan memerangi kaum kafir.” Berikutnya Nabi menanyakan hal yang
sama kepada Abu Dzar Al-Ghiffariy, dan ia menjawab, “Aku suka 3 hal: kelaparan,
sakit, dan kematian!” Mendengar ini, Nabi bertanya lagi, “Wahai Abu Dzar,
mengapa engkau menyukai 3 hal itu?” Abu Dzar menjawab, “Aku suka kelaparan
supaya hatiku halus. Aku suka sakit supaya dosa-dosaku terhapus, dan aku suka
kematian supaya aku segera sowan kepada Dzat yang aku rindukan. Kemudian
setelah itu, Nabi Saw bersabda: Aku pun mencintai 3 hal di dunia ini, yaitu:
wewangian, wanita, dan sholat. Berikutnya Malaikat Jibril turun mengucap salam
kepada Nabi dan para sahabatnya, seraya berkata: aku juga cinta 3 hal dari
dunia kalian ini, yaitu: menyampaikan wahyu kepada para Nabi, menjaga amanah,
dan aku juga menyukai orang-orang miskin. Setelah berkata seperti itu, Malaikat
Jibril menghilang sejenak dan kemudian datang kembali dan berkata, “Allah
menitipkan salam-Nya kepada kalian semua, dan Allah berfirman bahwa Allah juga
menyukai 3 hal di dunia ini, yaitu: lisan yang selalu berdzikir, hati yang
khusyuk, dan jasad yang selalu bersabar.
Hadirin Rohimakumullah
Itulah sebuah riwayat panjang yang menceritakan bagaimana
pembicaraan antara Nabi, para sahabatnya dan bahkan dengan Malaikat Jibril yang
kemudian disambung oleh firman Allah.
Kesemua pernyataan sikap para sahabat Nabi dan sabda Nabi
sendiri seperti tersebut di atas itu sungguh bisa kita renungkan secara panjang
lebar. Namun dalam kesempatan terbatas ini, marilah pertama-tama kita telaah
pernyataan sahabat Abu Bakar ketika beliau menjawab pertanyaan Nabi tentang apa
yang disukainya. Dalam kesempatan khutbah yang lain, Insyaallah kita telaah
pernyataan sahabat-sahabat Nabi yang lain.
Hadirin Rohimakumullah
Dalam riwayat tadi, menjawab pertanyaan Nabi tentang apa yang
disenangi di dunia, Abu Bakar menyatakan: saya suka 3 hal yaitu: duduk bersama
Nabi, memandangi Nabi, dan menginfaqkan seluruh hartanya untuk Nabi. Jawaban
Abu Bakar itu jelas menunjukkan bahwa semua yang ada dalam diri beliau
rodliyallahu ‘anhu ditotalitaskan kepada Kanjeng Nabi shollallahu ‘alaihi
wasallam, rûhan
wa jasadan. Ini jelas merupakan seorang sahabat
yang benar-benar sejati.
Dalam keseharian kita, kalau kita duduk bersama seorang alim
saja akan mampu memberikan kita berbagai macam ilmu, maka bagaimana kalau kita
duduk bersama sayyidu
mu’allim an-nâs,Guru dari segala Maha Guru, yaitu Rasulullah Saw?
Kalau memandang seorang alim saja dapat menjadikan halusnya hati
atas pancaran nur sang alim, maka bagaimana halnya dengan memandangi wajah khoirul basyar, sebaik-baik manusia?
Kalau menginfaqkan seluruh harta kepada seorang alim adalah
perkara yang baik, bagaimana dengan menginfaqkan seluruh harta kepada sayyidul
wujud, Rasulullah
Saw.
Hadirin Rohimakumullah
Itulah sekelumit gambaran kesetiaan dan totalitas persahabatan
Abu Bakar kepada Nabi Saw. Semoga kita bisa meneladani.
Insyaallah dalam kesempatan lain, kita akan lanjutkan pembahasan
kita dengan menelaah sikap-sikap para sahabat Nabi sebagaimana tersebut dalam
riwayat di atas.
الحديث: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أصحابي
كالنجوم بأيهم اقتديتم اهتديتم ، أو كما قال: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم
الله الرحمن الرحيم، ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي
أحسن، إن ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيله وهو أعلم بالمهتدين، وإن عاقبتم فعاقبوا
بمثل عوقبتم به ولئن صبرتم لهو خير للصابرين، واصبر وما صبرك إلا بالله ولا تحزن
عليهم ولا تك في ضيق مما يمكرون
وقل رب اغفر وارحم وأنت
أرحم الراحمين
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ للهِ عَلَى
إِحْسَانِهِ, وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. أَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ. اللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ, فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ, اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ, وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ, وَقَالَ تَعَالَى إِنََّ اللهَ
وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَتِكَ الْمُقَرَّبِيْنَ,
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ
وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي
التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ, وَارْضَ عَنَّا
مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ
مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ, إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مَجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اللَّهُمَّ
ادْفَعْ عَنَّا الْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ
الْفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا إِنْدُوْنِيْسِيَا
خَآصَّةً وَعَنْ سَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ
الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ! إِنََّ اللهَ يَأْمُرُ
بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ,
وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكم, وَلَذِكرُ اللهِ أَكْبَرُ,
وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.
0 Tanggapan untuk "Khutbah Jum'at: Cinta Menurut Nabi dan Sahabatnya"
Post a Comment